Aku ingin sekali menuliskan sebuah surat
Untuk ibu yang melahirkanku
Kepada jendela kamar yang setia menyimak batukku
Dan tanah yang berpura-pura jadi puisi
Pada bebukitan yang gersang
Aku ingin menjadi hujan guna
Menyirami ladang dan lembahnya
Agar merasa berguna
Sebab di sini waktu melambat
Cerita menjadi basi dan monoton.
Sunyi berjingkrak-jingkrak di saku celana,
juga musim yang tak menentu:
Satu hari menjadi sama dengan seribu tahun,
Seribu tahun menjadi sama dengan satu hari.
"Hangatkan tubuhmu pada dinding kamar, dan
Tetaplah mengunci pintunya. Sebab tombak
Dingin lebih kuat dari taring doa apa pun."
Kata penyiar radio dengan suara batuk.
Maka, dengan dahak dan sesak nafas yang memburu
Biarlah surat ini menjadi catatan kaki
untuk setiap cerita buruk,
Mungkin seratus atau seribu tahun lagi.
Kramat, Maret 2020
Komentar
Tulis komentar baru