Skip to Content

Sapu Biru Malu

Foto Steven Sitohang
Setitik terang terlentang di tengah aspal, terlempar terpental
Debu-debu tebal menerkam mata mencipta luka
Lampu merah semua henti, melihat semua menanti
Coba dalam tidur
Menyeberangi mimpi melangkah mundur
13 langkah saja
Menuju tempat, di mana iman tergeletak tertikam tanduk runcing tertabrak
Oleh dosa
Doa-doa untuk dosa, mengingat lupa
Melupakan ingatan
Engkau sapukah kenyataan?
 
“Titik terang yang masih tergeletak bertanya”
 
Terletak di antara perih nyata dan kerinduan lara
Terangnya malu
Bertambah malu pada tubir bisu
Tengoklah jembatan baru menuju lalu penuh awan kelam penyesalan
Yang berwarna abu-abu
Yang di bawahnya lautan gelap biru
Engkau sapukah rasa malu??
 
Mimpi itu menindas pada perempatan jalan berkulit aspal berisi kecil bebatuan
Benci dengan kecepatan spontan menentang
Pandangan berputar-putar karena labirin takkan usai tanpa dimulai
Kering dan haus di bawah sinar mata
Panas melintasi biru malu pada batas akhir cinta nan diikat rantai karat
Merah, mata menatap milik para pengawal
Detik berdetak merambat lambat
Haus biru kah engaku? Karena tiada akhir tanpa tak ada awal


(Kayu Agung, Palembang. 8 Oktober 2014)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler