ijinkan aku berteriak lantang
dalam pekat hutan tak terjamah
membentang diatas danau begitu indah begitu mistis
berkecipak di bawah lekukan sapa sayap burung-burung
berona keemasan disepuh jingga pada sore hari
menggemakan suaraku, memantul lirih kembali pada indra pendengaranku
raga ini,
begitu membatasi keinginan, megitu mengurung mimpi
mimpi akan terbang bebas,
bukan hanya melihat dari jauh, bukan hanya menitikkan air mata di setiap bisikan tak benada
begitu jauh, dan semakin jauh
menyeret diri dalam kedukaan, dalam kegelapan, seolah malam akan selalu gelap
dan hari tak kan berganti
meski kuulang ulang lagu yang sama
sambil menghitung waktu
yang bahkan waktu pun enggan beranjak
menggelepar, menggelegak, seolah marah
marah, sepertiku yang tak dapat berbuat
hanya berteriak, hanya berteriak
hanya berteriak
mimpi, mimpi, mimpi
bermimpilah
karena mimpi tak kan pernah usai
...............
Komentar
Tulis komentar baru