aku melihatmu
kapal yang kukira hendak berlabuh
mungkin di suatu tepi pemberontakan ini
tapi katamu--
jalan hidup semacam ini tiada tepi
hanya sesekali pemberhentian yang sepi
sembilan belas tahun
....kisah yang pahit
elegi cinta pertama
ingkarku padamu, pada diriku
seribu puisi, prosa tak kutuliskan
dan misteri sebuah happy-ending
dalam mimpiku, kau memilih untuk tenggelam
karna karma laut begitu sunyi, jelasmu
(sepahit apapun itu, jangan pernah
kau ingkari dirimu, Ra
akan selalu ada puisi untuk kautulis
dan juga tepi yang bahagia--just maybe)
untuk terakhir kali
dan sebuah senyuman
yang merangkum segala kenangan perjalanan
Komentar
Tulis komentar baru