saat kutulis puisi ini, tepat tengah malam
waktu di mana mimpi seperti hujan deras
penuh kerlip kilat
penuh gaduh guntur
semuanya sepi, aku cemas
tapi katak-katak tertawa riang
...
cemas mengantarku menyanyi sunyi
aku mimpi lantunkan melodi
aku mimpi menari-nari
aku mimpi bikin puisi!
...
sehuruf
sekata
sebaris
sebait
dua bait
tiga bait
sepuluh lembar
seratus lembar
seribu lembar
... ... ...
makin aku banyak menulis
kertasnya makin kosong, tulisnya makin hilang
... ... ...
listrik pun mati, gelap pun melaut
kukumpul satu, kuremas kertas
jiwaku menggigil, hatiku cemas
...
cemas...cemas dan was-was
ternyata saat kutulis puisi ini
aku masih menulis mimpi
tragedi negeri di bulan mei
yang ditulis seorang sahabat
dari kampus trisakti
Komentar
Tulis komentar baru