di setiap desir embun, pada tekanan dan suhu udara pagi
selimuti ujung ranting, permukaan dedaunan, tak ada yang luput
satu ketika, matahari meninggi
embun itu menjelma menjadi tetesan air, berguling, jatuh ke tanah, terserap musnah
berubah wujud, lalu kembali menjadi air, turun bersama jutaan kilo liter air bernama hujan
tahukah kamu?
ia tak pernah hilang, tak pernah berkurang, tak pernah musnah
pada saat yang tepat, ia kembali
pada saat yang tepat, ia datang lagi
seperti rasa diantara kita
timbul tenggelam, tak pernah benar-benar musnah
tumbuh bersemi, seperti dedaunan dan ilalang
meranggas di musim kemarau, meninggi di musim penghujan
seolah ia muncul begitu saja bersama berjuta misteri yang tak pernah terpecahkan
hanya menunggu obor yang tepat untuk menyala, menjadi api abadi
tepat di bawah timbunan salju nol kilometer udara
tahukah kamu
saat kita berpelukan
hati kita menjadi satu
jantung kita saling melengkapi, kanan dan kiri
paru paru kita saling menyangga, menguatkan satu sama lain
adakah yang lebih bermakna?
Komentar
Tulis komentar baru