Narasi Yang Meladam
oleh edi sst
Arus sungai di selatan desa telah menghanyutkan
Segumpal harapan yang menghampar di rerumputan
Maka saat engkau bergulingan di tengah padang
Lalu sesekali gigimu menggigiti sulur kembang
Sebuah angan menjulang hilang di rembang petang
Itu menjadikan sebuah lukisan tak pernah selesai
Rentak di atas batas membuat putik menggeletak.
Kusam terbenam dalam narasi yang meladam
Begitu membekas mengguratkan coretan hitam
Di kesiur angin timur yang membungkus umur
Misai di selembar wajah yang begitu jantan
Masih pula menggoda menutupi ingatan
Akan kau hapuskan atau biarkan meroyan
Merayapi dan menggerogoti pinggan zaman
Berbelitan. (Itu sebuah pilihan, bukan?)
Semarang, 2011
Komentar
Tulis komentar baru