Skip to Content

NISBAT LANGIT

Foto asro al murthawy

NISBAT LANGIT

Mungkin telah sampai padamu sebuah riwayat,

kisah purba lelaki yang melayarkan tekad

mengarungi separuh busur bulatan bumi.

Langit yang maha, laut yang maha

dimanakah batas bentang  horisonnya?

Ada yang berdesir menggeragap di tiap bangun pagi

mendapati langit yang lain”: O alangkah beda

dengan lelangit biru semasa kanak dahulu.

Lalu ditandainya sekeping dua keping bintang

dirangkairekanya jadi sesuatu yang karib

dalam benak jiwanya: Scorpion, Orion, Gubuk Penceng dan Waluku.

 Maka terangkumlah sinarnya jadi suar

memetakan arah timur barat

penanda jalan pulang

Sungguh, kaupun akan menjelma menjadi lelaki itu

menggeragap dari bangun kuburmu

menjumpai laut yang lain langit yang asing.

O, alangkah beda dengan lelangit masa hidupmu.

Barzah yang maha, mahsyar yang maha

dimanakah batas bentang khorisonnya?

Maka buatlah seulas tanda

 gamitlah tahmid gemakan takbir dan tahlil menggigil

rangkum kerlipnya jadi suar

 memetakan jalan sepanjang siroth

 mnuju jalan Pulang

Sanggar IMAJI 1428 H

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler