Skip to Content

Nusa Cendana

Foto Fanii Stefani

 


Bukan mudah mendiami kenangan
Tanahmu nan merah
Karangmu nian beruncing
Serta wadahmu yang membakar
Telah ku jahit lekat dalam sanubariku

Di sini tempat aku menimang dewasa
Teringat kala kecil
Daku berlari memanjat tebing karang
Menari di atas rerumput coklat
Dan bersemedi di cadar purnama mentari
Alangkah kemarau ingatanku

Kini lagi dan lagi
Aku memaku kaki yang sama
Di bawah rinai sikon yang sama

Harus ku akui
kediamanku ini tak seindah surga
Dan tak seteruk neraka

Aku tak tergopoh - gopoh mendefenisikannya
Mataku masih tajam memergoki
Sekawanan pasukan merah putih dalam gema nyanyian nusantaranya
Telingaku tak lagi tumpul, kala mendengar kaum ibuku menjinjing bakul di kedua belah lengannya
Bahkan kulitku tak lagi meradang,
tanda cemburu pada sisa -sisa tapak kaum bapa hari kemarin dengan kawanan ternaknya

Tidak hanya itu
Belum cukup itu saja
Masih tersisa

aku lupa
Taburan petes pada pagi yang angkuh
Dan harum gandarusa yang melekat dalam keningku

Jika aku menulisnya hari ini
Di sini
Detik ini
Maka
Aku tidak lah terlambat menghirup wangian selasi di tanah lapang

Dan aku tidak lagi
Duduk berseorangan dalam imajinasiku
Sebab aku sudah tiba dalam aku dengan mata meliht dan tangan menulisnya

Bahwa ini adalah yang lebih wangi dari cendana
Dan lebih nikmat dari jagung bose
Ini adalah nafas tanpa sebarang peran
Ini wujud dari keaslian serta keistimewahan Nusa Cendana

Naimata
  https://www.facebook.com/images/emoji.php/v5/ufb/1/16/263a.png);">

Mengenang Kota Karang

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler