Aku bagai angin utara yang berhembus kencang
Nyanyian kepedihanku bergema di angkasa
Memanggil gumpalan awan hitam berkumpul
Membuatnya mendung menitiskan air mata
Tangisnya menghujani bumimu dengan derasnya
Membasahi bidang petak tanah dukamu
Dan kau bergembira di atas kepedihanku
Menatap kehadiranku dengan harap-harap cemas
Aku bagai matahari pagi di ufuk langitmu
Nyanyian keceriaanku menyinari hatimu sepanjang hari
Detak jantung kehidupanmu berdenyut dalam irama jantungku
Ketika keceriaanku menemukan titik puncaknya
Sinar mataku melukai hatimu, membuatmu menjauh dariku
Kau hindari sorot mataku yang tak sanggup kau tatap
Dan aku pun berlalu menuju malam, meninggalkanmu
Menorehkan luka senja di sudut hatimu yang penuh dengan penantian!
Komentar
Tulis komentar baru