Pada sabtu malam minggu Ku kesal dengan tingkahmu dalam dusta selimut ke kanak – kanakan
satu tawa lepas, satu tawa lepas
tepat di saat kau menggodaku
Segalanya di rampas , segalanya terhempas!
(tanggul jebol di tekan air laut , gelombangnya entah ke mana.
Angin masih membius , anak – anak keluar ingus .
Roda jalanan masih berputar , getarnya sampai ke mana?
Kapan dinanti , sunyi sendiri ke mana?)
Kekesalan menyelimutiku di kerinduan akan wajhmu yang merusak anganku.
di suatu titik aku mulai muak, menangis akan keluguanmu.
merintih dalam satu nadi, sayangku:
ampasnya tetes-embun pun selesai,
tidak bercair di senyuman wajahmu
lelaki garang menerjangmu dari tempat tidurmu
mengkunci tubuhmu dengan gembok nafsu
yang lain datang begitu juga sang waktu.
Gelap datang menjemputmu
Sunyi datang sendiri
Bertarung di keramain yang gelap.
Komentar
Tulis komentar baru