Skip to Content

Palsukah cintaku padaMu, Kekasih?

Foto Ayda Idaa

Wahai Kekasih,

Jika sujudku adalah bentuk rasa takut api nerakaMu,
maka hanguskanlah aku di dalamnya,
lebur tulangku hingga tak ada sisanya.
Ini adalah ingkar dari cintaku kepadaMu, Kekasih.
Ini nyata atas penghianatan cintaMu.
Karena bila begitu,
Rasa takutku lebih kuat dari cintaMu
dan cintaku hanyalah buaian palsu.
Wahai kekasih,
Dan jika memujaMu adalah harapan atas firdausMu,
haramkanlah aku menginjak kedalamnya.
Jauhkan aku bahkan dari semerbak wangi mencumbunya itu.
Sebab bila begini,
ego adalah penguasaku yang meluruhkan cintaku mencintaimu, Kekasih.
Malu aku mengangkat muka mengakuiMu, Kekasihku.
Nyatanya Engkau tidak mengharap apapun atas cintaMu,
Sedang bila begitu cintaku hanyanyalah esensi semu.
Wahai kekasih,
Sebelum terbit fajar Engkau adalah Kekasihku,
Pada setonggak tongkat Engkau masih Kekasihku,
Pada ubun-ubun menyengat Engkau tetap Kekasihku,
Pada surya condong ke barat Engkau juga Kekasihku.
Pada surup suara-suara akhir senja Engkau masih selalu Kekasihku.
Pada malam peristirahat Engkaulah Kekasihku.
Jika kasihku adalah palsu, maka kutuklah aku.
Semau-mau yang Engkau mau,
Karena Kekasihku adalah pemilikku, utuh.
Wahai Kekasih,
Jika sujudku karena kecintaanku padaMu,
Jika aku memujaMu karena kecintaanku kepadaMu,
Maka pintaku tak lebih dari satu,
Tetaplah menjadi Kekasihku.
Meski nerakaMu akan jadi surgaKu,
Telah ku lepas keinginan itu.
Nyatanya neraka pun adalah bagian kerajaanMu,
Dan disanapun aku adalah bagian milikMu.
Jika pun surga kau berikan padaku,
Biarlah aku cukup tinggal untuk semakin mencintaiMu, Kekasihku.

Ditulis pada 17 Maret 2013. Braemar Hill, HK.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler