Skip to Content

Penerus kehidupan

Foto Riky Oh Riky

Memandang terbalik, aku mengiringi dalam langkah mundur,karna bagiku teramat mudah mengakumulasikan nilai-nilai kebaikan yg pernah ku perbuat,namun untuk berhitung atas semua kesalahan kepada dosa-dosa, inilah bagian terumit.

 

Aku masih terperangkap dalam budaya kolot para pendahulu,sebahagian dari mereka menyesatkan,mereka diantaranya berujar *Perhitungkan kemampuan baru berbuat* ini kesalahan BESAR.Falsafah itu hanya akan merangsang ketakutan Insan untuk berbuat (+)

 

Bagiku Kemampuan adalah Hasil, yg terpenting adalah Usaha..Perhitungkan lalu Berbuat/usaha setelahnya hasil, Hasil inilah ukuran untuk sebuah Kebisaan/kemampuan..

 

Sebahagian dari mereka para tetua itu menanamkan filosofi matang tanpa proses, yg mungkin ampuh bagi dirinya namun belum tentu untuk penerusnya (jelas2 dalam keadaan masa yg berbeda).Sebahagian lagi, mereka hanya setengah memahami dasar dari kehidupan ini, merekapun berbagi Prinsip hidup yg setengah matang kepadaku kepada penerusnya(yg kan menimbulkan kerancuan dan keragu-raguan).Sebahagian lagi dari mereka para tetua itu, mereka paham akan nilai-nilai kehidupan dan memegang teguh prinsip yg begitu kokoh yg tak akan tergores akan jaman, namun mereka membawa itu semua ke liang kubur mereka, mengubur rapi falsafah hidupnya, sepertinya mereka terlupa bahwa dia akan berakhir, dan mungkin karna keasikannya mengHambakan diri kepada Penciptanya, membuat dia mati sebelum berbagi kepada penerusnya(maka matilah dan saksikan kehancuran penerus kehidupan)

 

Wahai para tetua bukankah penerus itu bukan dari anak atau cucumu saja.....


Padang 14 maret 2012, di tengah Galau

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler