Berbaur suara-suara di keramaian kota
Roda-roda kehidupan keras berputar laju
Debu berterbangan dikembus angin kering
Pasar pagi penuh sesak para pengunjung
Pejuang tua itu di sudut pasar nan kumuh
Menengadahkan tangannya meminta-minta
Kaleng bekas menjadi mangkok harapannya
Berharap belas kasih pada hati yang tergerak
Tubuh renta penuh luka peluru di tubuhnya
Bening air matanya menatap yang lalu-lalang
Berat lidahnya tak mampu berkata meminta
Hanya kaleng bekas itu yang disodorkannya
Pengemis tua itu terduduk lemas dan kecewa
Tiada kepingan uang receh menghampirinya
Hatinya merintih menatap yang berlalu-lalang
Memejamkan matanya, memaafkan bangsanya!
******
Batam, 2015.
Komentar
Tulis komentar baru