Skip to Content

Penyair Desa

Foto Muzakkir.Alimin

"penyair desa" 
Aku penulis aksara buta dari desa
tak pandai merangkai kata menjadi puisi. 
Kata-kataku tak berirama mengikuti alur puisi
Namun aku menulis untuk kenangan dimasa lalu.

Menulis lah penyair desaku
Meski engkau tak sepandai mereka
seratus kali engkau menulis 
Engkau tak akan pernah menyamai mereka

Langkahmu tak panjang 
engkau hanya menjajaki halaman rumahmu
jemarimu hanya pandai bermain tanah
Sadar lah kau hanya penyair tulen dari desa
Puisimu tak selembut puisi-puisi mereka

kerap kali aku menulis diatas kertas kusam 
Kertas menguning sebab lumpur yang melekat ditangan
Aku menulis sehabis bermain tanah
Terkadang tulisanku tak jelas layaknya lukisan yang abstrak 
Karena warna telah menghianati putih.

kerap kali ku bertanya pada ayah.. 
Masa depanku akan jadi apa? Jika aku hanya begini terus
Aku takut seperti ayah yang hanya melangkah sejauh ini
Aku takut aksaraku akan buta sepertimu

Engkau tak pandai menulis.. 
Engkau tak pandai membaca.. 
Engkau memang mengerti huruf.. 
Tapi tak mampu merangkainya jadi kalimat.. 
Menulis namamu pun engkau susah.

Sering kali aku menjerit dalam mimpi 
Kata-kata itu seringkali muncul dalam mimpi. 
Aku takut seperti embun yang pudar sebelum pagi berlalu
Sebab kebodohan akan datang ketika kita membutakan aksara.

Seketika ayah menghampiriku lalu menepuk pundakku
dan berkata. 
Pergilah nak..
Belajarlah mematikan aksara agar kelak engkau tak dibutakan olehnya

ingatlah...
teruslah mempelajari masa lalumu
Jangan pernah berhenti. 
Kita butuh pengetahuan masa lalu untuk menapaki masa depan. 
Selamat tinggal penulis desa.. 
Muzakkir Geki
11/Desember/2016

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler