Di seper sepuluh malam
Perempuan berpinggang tak ramping
Gerilya melawan mesin, gesit memutar inden,
menghujam pedal
Ribuan tusukan telah didaratkan pada kain, pada jari,
pula hati
Agar kau layak, sebutir nasi singgahi mulutmu,
Anakku,
Di seper delapan malam
Amunisi tinggal beberapa biji
Perempuan berpinggang tak ramping
Tetap gencar menyerang
Dengan darah yang terasa mendidih
Jantung yang kerap kali mengejang
Nafas tersenggal, berhenti beberapa detik
Hanya istigfar yang keluar
Anakku,
Di seper enam malam
Embun enggan menetes dari dedaunan
Bahkan rembulan pun enggan berteman ataupun sekedar nampang
Perempuan berpinggang tak ramping gerang
Menyerah, bukan pada malam apa lagi siang
Di seper empat malam
Perempuan berpinggang tak ramping
Berbaring di atas ranjang, sebelahmu
Meregangkan yang sejak pagi tertekan dan tertahan
Dapatkah kau lihat jelas kerutan muka dan lengan yang legam
Perut buncit tak ramping, sembilan bulan kau di dalam
Guratan beban dan tanggungan melintasi senyumnya
Dengan mengelus rambutmu sebelum terpejam,
Sebentar, hanya beberapa jam
Anakku,
Kenalkah kau dengan ‘perempuan berpinggang tak ramping’ ?
Kenalkan
Dia ibumu
Aku
Yayuk,
Tembalang, 2013
Komentar
Terasa menyentuh....
Terasa menyentuh...suara hatimu nyaring terdengar...bergema...lembut...lentur...menyengat hati bagi yang lupa bahwa sorga di bawah telapak kakimu!
Beni Guntarman
Tulis komentar baru