Senja turun
rintih burung menyesali
angin kering yang cepat datang
perempuan itu menenun lagi
terlalu gerah menenun di kala siang, katanya
tikar digelar lalu
jari-jemari mulai memilin benang-benang
dalam khidmat tekunnya
larik demi larik... menjadi serupa
untaian mantra-mantra doa
Roda berputar
sehari kelar
malam menjelang
cahaya hilang
gelap datang
"Aku lelah... Aku bosan," katanya
pagi menenun... siang menenun...
malam menenun... mimpi menenun...
ditutupnya waktu dan
keluhnya merapat
"Aku ingin pergi ke ujung bumi,
mencari diriku yang belum kutemui,
aku ingin memeluk seseorang,
yang senja kemarin telah datang..."
"Mungkin di ujung bumi ada peluang,
buatku untuk hari yang terang..."
Lalu, antara rumpun rumput
ada satu suara...
"Apa yang engkau cari?
siapa yang kau ingini?"
Perempuan penenun itu balik tanya
"Anda, siapakah?"
Kata suara itu:
"Jangan pergi, ini aku penenunmu."
"Aku yang dalam senja-senjamu datang
memberi anggur dan kelimpahan madu..."
Cipanas, 17 Juni 2017
Komentar
Tulis komentar baru