Skip to Content

Perempuan Sederhana Itu Kupanggil Ibu

Foto violet jingga

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Wanita yang telah menyediakan rahimnya untuk hidupku 
Membawa kemana pergi meski teramat sering kepayahan 
Sembilan bulan lamanya 
Wanita yang telah berjuang bertaruh nyawa tuk hidupku 
Hadirku adalah bahagianya, senyum tulus rekah menyambut 
Meski nantinya aku hanya akan menambah pekerjaan bagimu 
Tapi tak pernah aku, kami, dianggap beban 
Bagimu… aku, kami…adalah anugerah titipan terindah 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Wanita mulia, madrasah awal kami anak-anaknya 
Guru pertama dan utama yang membentuk kami 
Kenalkan pada Robb Yang Maha 
Ajari kami menghamba, menuntun kami dirikan sholat 
Mengeja ayat-ayat dalam lisan dan laku 
Ajari kami mencinta dari apa-apa yang di cipta 
Ajari kami huruf, angka, membaca, menulis dan berhitung 
Ajari kami tentang hidup dan kehidupan 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Wanita yang mendidik penuh cinta 
Meski untuk sesaat…terkadang ada keluh diantara lelah dan penatmu 
Ku mengerti… 
Engkau wanita kuat, meski ditengah badai kesulitan hidup yang menghimpit 
Tetap curahkan cinta dan kasih sayang tulusmu 
Meski tertatih, terseok, tersaruk…kau upayakan segala 
Hidup sederhana bersahaja jika tak boleh kusebut sebagai prihatin, kau lakoni 
Inginmu tak menjadi penting 
Bahkan mungkin engkau pun telah lupa apa yang kau ingini tuk dirimu 
Bagimu, kami anak-anakmu atas dirimu 
Ibu… 
Kekuatan disebalik sederhanamu itu, membajai semangat juang tuk mendidik kami-permata hatimu 
Tuk cita-cita besarmu miliki anak-anak yang sholeh dan sholehah 
Tabungan hari depan yang kekal, kelak ketika waktumu telah sampai 
Menjadi penolong bagimu, begitu terpatri dan kau semat di hatimu 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Ibu yang hebat bagiku dan kami anak-anakmu 
Ibu yang tidak hanya sebagai guru 
Ibu yang ada kalanya menjadi teman, tempat kami membawa cerita 
Ketika masa remaja dan dewasa mengurai kisah perjalanan 
Tentang cinta, ketertarikan, pergaulan, pernikahan, keluarga, 
Ah … tentang banyak hal engkau ada untuk kami 
Ibu… meski besar cinta dan kasih sayangmu 
Tapi marah dan menghukum kami juga menjadi ekspresi cintamu 
Karena bagimu, mencintai tak selalu berarti memberi, memenuhi ingin kami 
Aku masih ingat ibu, bagaimana cemas dan marahnya engkau ketika anak gadismu belum lagi masuk ke rumah kita padahal tirai terang telah pergi berganti gelap 
Ketika itu aku tak mengerti mengapa engkau begitu marah 
Meski yang kami lakukan adalah hal baik dan engkau percaya itu 
Tapi “Di luar rumah ketika malam telah datang tak baik untuk gadis apalagi kalau hanya untuk sekedar sesuatu yang tidak begitu penting”, selalu begitu katamu 
Juga masih kuingat, marah matamu melihat rokku yang hanya sebatas lutut, baju kaos dan celana panjang ketatku 
“Engkau tidak akan semakin cantik di buat pakaian ini anakku” ujarmu bijaksana 
“Hanya akan membuatmu rendah, di nilai hanya sebatas tampilan fisikmu, meski banyak kelebihan pada dirimu” 
Ah ibu…masih banyak yang lain 
Dan semuanya, kini ku tahu dan mengerti, tak lebih untuk diriku, demi kebaikanku, masa depanku 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Wanita yang darahnya mengalir di tubuhku juga saudara-saudaraku 
Bukan satu, dua atau tiga saudara seperti orang kebanyakan 
Tapi lebih dari sepuluh 
Angka yang selalu membuat orang-orang kaget, heran juga kagum mendengarnya 
Aku salut, bangga padamu ibu 
Meski banyak amanah yang di titipkanNya padamu 
Tapi engkau tak pernah terpikir untuk menitipkan kami pada baby sitter, 
Atau di tempat penitipan anak, seperti yang banyak dipilih oleh ibu di masa kini 
Ya…bagaimana mungkin engkau mampu melakukannya sementara kami adalah permata hati bagimu 
Bagaimana mungkin engkau sanggup membiarkan kami lebih dekat dengan selain engkau 
Sementara bersama kami adalah bahagiamu 
Meski, tugasmu tidak hanya dirumah, mengurusi kami dan rumah kita 
Tapi tak pernah ada pembantu di rumah kita 
Engkau sanggup melakukan semua 
Ditengah kesibukanmu membantu ayah 
Sering aku membayangkan dan memikirkan bagaimana engkau melalui dan melakukan semua itu dulu 
Sementara kini, satu-dua anak saja sudah kerepotan 
Apa aku bisa menjadi ibu seperti dirimu nantinya? Entahlah… 
Ya, engkau wanita dan ibu yang kuat… 
Apalagi alasannya, kalau bukan karena cinta dan kasih sayangmu ibu 
Aku yakin itu, meski engkau…dengan sikap dan ekspresi sederhana cinta dan kasih sayangmu tak pernah melisankan itu 
Tapi ini semua lebih…lebih…dan lebih dari cukup untuk nyatakan itu 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Sujud-sujudmu selalu teriring pengharapan terbaik bagi kami 
Doa-doamu adalah kekuatan kami 
Keikhlasanmu, ridhomu…kunci sukses kami 

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 
Ibu terbaik bagiku untuk hidupku 
Syukurku terlahir dari rahimmu, menjadi anakmu…meski apapun 
Ibu…cinta kasihmu sesejuk embun di pagi hari 
seindah bunga-bunga di taman 
seharum wangian kesturi 
Terima kasih tuk semua jerih payah dan pengorbananmu 
Terima kasih telah menjadi ibu terbaik bagiku 
Terima kasihku untuk semua 
Teriring doaku, semoga Sang Pemilik mengampuni semua dosamu 
Menyayangimu lebih dari engkau menyayangiku, memberkahi hidupmu hingga akhir usia 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler