perhiasan jalanan
goresan : Raditiya dayanti
tepi jalan itu peraduannya
menetap maupun singgah
pancaran sang dewa begitu terik
tetes-tetes peluh mulai mengalir, namun enggan ia seka
seakan ingin membiarkan lelah itu pergi tanpa dihenti
hanya baju lusuh yang menutupi tubuh kecilnya
yang baginya sudah cukup untuk berlindung dari nanarnya cakrawala
menutupi lelah didalam sana
hijau pun berganti merah
kaki kecilnya mulai melangkah, menyusuri aspal panas tanpa alas
menuju berkah belas kasihan orang lain
imbalan dari lantunan rangkai kata indah dari bibir kecilnya
yang diringi oleh sebuah gitar rapuh dipelukannya
gitar rapuh?
Ya serapuh dirinya...
Yang susah payang bekerja untuk hidup, sedangkan diluar sana banyak orang yang bermandikan berlian
Bahkan makan dengan sendok emas?
Adilkah semua itu?
Mana yang katanya merdeka?
Tanpa dosa merengkuh yang bukan miliknya
Seenaknya, tak peduli
Tanpa amarah, tanpa menuntut, tanpa dendam
Ia hanya bisa diam
Berharap sebuah gelombang dari laut akan membawanya ketempat yang seharusnya
Gelombang keadilan...
Komentar
Tulis komentar baru