PESTA CENDAWAN DAN GUYURAN HUJAN
Hujan menghujam bagai ribuan jarum emas menikam tubuh-tubuh telanjang di perempatan jalan.
Ada yang masuk toko, di bawah pohon, halte bus, hingga gorong-gorong meluap membawa tikus yang berenang bersama kawanan bergaya anjing di etalase toko hewan.
Di jalanan. Ribuan warna cendawan-cendawan memanah mata. Hancur digulung tinta, hanyut di lelehan pertama dia berkata.
Sedang wajahnya pucat, kerut-merut jemarinya. Lelah menggenggam gagang cendawan.
Anak-anak riang, sambil menawarkan dagangan berupa jasa perlindungan air mata Tuhan.
Karena, sebelum malam bertandang. Sebelum cahaya bolam mulai menerangi wajah kota yang suram.
Dia harus pulang.
Surabaya, 04 Februari 2016
Komentar
Tulis komentar baru