Skip to Content

Peuyeum Bandung

Foto Karta Kusumah

PEUYEUM BANDUNG

/RH. Ilman

 

di perumpamaan ini,

kaulah si peuyeum bandung, si asam-asam manis

yang tumbuh dibiar hitungan hari dibesarkan bukit dan angin sejuk.

 

ayahmu telah lama abadi dan hidup selucu lelucon garing,

sebab itu hitam biji matamu (yang mengingatkanku

pada butir beras ketan hitam yang kita simpan di bawah ranjang,

dengan diam-diam mencari tahu secepat apa ia menjadi)

hidup sempurna di bawah terang bulan yang nyalang.

 

di perumpamaan ini,

kaulah si bulan terang, si pucat pasi

yang terlambat datang.

sejauh mata menengadah hanya percuma

yang ditandai langit-langit mabuk,

yang dikecupi malam-malam sialan.

 

ibumu telah lama sendiri,

dan adikmu  telah semakin menjadi putri.

sebab itu, pucat tubuhmu, sepucat perawan

di puncak bulan menenun kain panjang hingga subuh.

(lagi-lagi aku teringat segelas es peuyeum bandung

yang sesegukan di bawah bulan terang,

dan kau sedang asyik membunuh kecemasan)

 

bila di kotamu hujan sedang turun,

sementara aku baru jatuh dari daun

suguhkan aku

peuyeum bandung.

sebelum bulan pucat dan tubuhmu

menjelma sekawanan embun

 

Tunggulhitam, 2011

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler