Diri terdiam terasa terpaku
Tatkala teringat masa bersamanya
Siang Malam membanting tulang
Sangat membekas segala di renungan
Senyum seorang pegiat terpotret menjadi kenangan
Di balik jendela tampak terlihat
Berjalan lesuh bersanding penuh peluh
Seketika di hadapan semangat membara terpancar
Tampaklah muka letih berlapiskan keceriaan
Segalanya tertulis dalam kesehariannya
Sontak tertuju mata pada lemari jati di sudut ruang
Mengarah tangan pada baju hijau yang usang
Rombeng kini dahulu gemerlap
Manakala ayah mengenakannya
Halusinasi menjuru pada kenangan dahulu
Ayah ini sepeninggalanmu
Bahagiakah engkau di sana ?
Daku merasa kehilangan mentari bersahaja
Usang kini harta sepeninggalanmu
Namun kekal segala jasamu
Komentar
Tulis komentar baru