AKU ADALAH CINTAMU
(suaraku) aku tak tahu kamu tapi aku sadar benar sedang berenang
dalam lagu cinta yang kita miliki
lagu sederhana dalam rentangan dua tangan
siapa gerangan yang berkata dekaplah
aku mendekap dalam hening
memandang hitam putih yang bening
tak ada huruf yang bisa kubaca
namun kalimatnya jelas pada binar sinar matamu
tajam menghunjam jiwa masuk merasuk kalbu
dalam bisumu aku mendengar pernyataan dan ancaman
(suaramu) aku adalah cintamu
cinta yang dinginnya akan membekukan darah
cinta yang panasnya akan menghanguskan tulang
kita sedang dan akan terus berenang dalam api rahasia
satu kata saja lepas
dunia akan tenggelam dalam ombak menggulung
luluh lantak semua putih lepas
(suara kita) mari kita simpan rahasia dalam ruas bambu
yang pantang recah sebelum dibelah
mari kita simpan rahasia dalam taring ular berbisa
yang pantang terbersit sebelum mematuk
atau simpan pada kelopak melati
yang hanya jatuh jika memang telah layu
atau kita simpan dalam hati
kita jaga dengan pagar cinta yang kita miliki
201511292040 Kotabaru Karawang
AKU BELUM BISA MENULIS LAGI
beberapa hari telah aku lewati sambil mencari
aku kehilangan kata yang dengan kata itu
sesekali aku menggubah puisi
namun tak kutemukan sampai hari ini
kata dimana engkau sembunyi
gundah gulana hati
kau tak menampakkan diri
empat hari yang lalu
aku mencarimu pada kelopak melati
tiga hari yang lalu aku menelusuri
jejakmu pada kelopak cempaka wangi
dua hari yang lalu aku mengintaimu
pada kelopak kemuning putih berseri
kemarin aku mencari
pada kelopak adenium saat tengah hari
dan hari ini aku tak tahu lagi
kemana aku harus mencari
sekelebat aku melihatmu
pada daun kering yang jatuh ke comberan
aku bergegas ingin menangkap
tapi kau tak kudapatkan
lengkaplah sudah risauku berkepanjangan
tiada huruf tiada kata tiada kalimat
yang bisa aku tulis
lebur dalam sunyi lebur dalam senyap
lebur segala kenangan terkikis habis
aku masih berharap engkau datang bersama hujan
yang datangnya entah kapan
kering bibirku kering lidahku
kelu menunggu
201510271048_Kotabaru_Karawang
AKU DI HALAMAN SEKIAN (1)
Di teras di dua kursi kita bicara
Tentang apa dan mengapa
Di teras di dua kursi kita saling tatap
Kita bicara tapi hati tenggelam dalam sunyi senyap
Aku bercerita tentang pelabuhan
Tempat di mana tali kapal akan kau tambatkan
Aku ada di sana seperti dulu
Aku hanya kelasi yang hanya bisa menatapmu
Simpanlah kenangan tentang hari ini
Hari kita duduk berdua di dua kursi
Hari kaugenggam tanganku dengan hati
Nanti jika kapalmu sudah tiba di pelabuhan
Dan kau membuka lembaran kenangan
Mungkin masih ada catatanku di halaman sekian
201612300550 Kotabaru Karawang
AKU DI HALAMAN SEKIAN (2)
Kelasi itu menyimpan luka melihat kapal bongkar sauh
Layar terkembang dan haluan sudah menantang gelombang
Sang kekasih akan pergi berlayar jauh
Di dermaga kelasi luka menatap lelah lesu memandang
Kekasih menggenggam tangan dengan hati
Membuka kembali lembaran kisah di dua kursi
Anak rambutmu jatuh di pipi
Kali ini kau yang berkata. “Tunggu dulu, jangan pergi.”
Aku ingin membuka rahasia siapa aku siapa engkau
Biar dunia tahu betapa indahnya kisah kita
Yang telah terkubur dalam banyak tumimbal lahir
Tapi aku tak ingin hatimu risau
Biarlah rahasia terkubur sebagai rahasia
Aku tak ingin keindahan kisahnya berakhir
201612301813 Kotabaru Karawang
AKU INGIN TIDAK LELAH
Waktu terasa menjamah
Bagai anak panah melesat lewat kisah demi kisah
Kisah gundah kisah resah kisah gelisah
Waktu berjalan menyapa dahan dan ranting yang patah
Dan pohon-pohon yang rebah
Aku ingin tidak lelah
Aku ingin tangan dan hatiku tetap bisa menengadah
Aku bagai camar yang terbang
Sayapku semakin lemah mengepak di atas gelombang
Tak menemukan pulau di mana aku akan hinggap
Aku sedang berada dalam lorong gelap
Aku bimbang aku hilang harap
Aku terperangkap dalam senyap
Bulan sabit tanggal tiga syawwal terlihat lagi
Di barat langit malam hari bersama sunyi
Bersama sepi di lereng terjal di sisi tebing hati
Ini aku di sini masih menyebut namamu meski merasa tak pantas
Apakah aku sedang menunggu kasih sayangmu yang tak berbatas
atau aku berada dalam pelukan kasih sayangmu dalam helaan nafas
pada bait terakhir ini ingin aku katakan
aku sudah siapkan papan aku sudah siapkan kafan
aku sudah siap dimandikan aku sudah siap diantarkan
ke rumah masa depan yang bernama kuburan
201507231235 Kotabaru Karawang
AKU KEMBALI PADAMU
Aku berpaling darimu sedetik
Mencari rindu dari binar mata gadis
Mencari rindu pada saat mata melirik
Mencari rindu pada hitam dan tebalnya alis
Aku berpaling darimu sedetik
Mencari rindu pada celah dan lembah
Mencari rindu pada bulu mata lentik
Mencari rindu pada mata gadis gelisah
Aku berpaling darimu sedetik
Menukik tajam dari cinta mahaluas
Menghunjam menggumam bermain nafas
Aku berpaling darimu sedetik
Dalam sedetik cinta berbalas
Menembus langit melintas batas
201610172208 Kotabaru Karawang
AKU KEMBALI RINDU
tasbihmu di tanganku
memadamkan api
aku kembali rindu
lalu rinduku kujadikan puisi
201512092247 Kotabaru Karawang
AKU KEMBALI
Aku benamkan asmaradahana ke dalam salju biar beku
Aku dari wajah sayu berpedng tajam berpaling
Aku kembali kepada semesta keindahan wajahmu
Aku kembali berdamai dengan bening dan hening
Aku bukan pengemis terbaring di jalan karena lelah
Aku bukan kapuk melayang dari buah kering yang belah
Aku bukan tiang bambu lapuk dimakan tanah basah
Aku berdiri berlari kembali di jalan setapakku
Aku menebas semua kisah dan menghapusnya tanpa ragu
Aku menumbuk semua cerita dari batu menjadi debu
Aku benamkan asmaradahana ke dalam salju biar beku
Aku kembali mengasah pandang mengukur kenangan dahulu
Aku kembali mengasah dengar musik surgaku
Aku kembali mengasah kalam untuk bicara dalam bisu
201709282238 Kotabaru Karawang
AKU KUNCI AKU PINTU
Aku kunci dengannya siang aku bersunyi-sunyi
Memeluk tanah air angin dan api
Aku kunci dengannya malam memamah sepi
Tapi tetap saja aku tidak bisa sembunyi
Allah tanpa alif lillah
Lillah tanpa lam lahu
Lahu tanpa lam hu
Jika ditanya hu dimana singgah
Aku jawab hu disitu
Dan disitu aku menunggu waktu
Aku pintu dengannya aku menyimpan rahasia
Tentang pertanyaan yang tak terjawab
Ini jasad dimana ruh dimana jiwa
Mana yang jadi akibat mana yang jadi sebab
202007020607_Kotabaru_Karawang
AKU MABUK AKU
tak usah kau sebut tak usah kau tunjuk aku tahu
aku mabuk aku mabuk aku mabuk
aku mabuk air cinta aku tenggelam di dalamnya
jangan usik aku biarkan aku mabuk
karena dalam mabukku aku bisa memeluk mesra
aku tenggelam dalam dekap kerinduannya
dalam lautan kata aku katakan kepada dunia
cinta dan rindu itu satu seperti kepak dan sayapnya
sama, mana mungkin aku pisahkan manis dengan madu
mana mungkin aku pisahkan ruas dan buku
tak usah kau ucapkan aku tahu aku mabuk
aku mabuk aku mabuk mabuk rindu
serbuknya kuisap sambil menyelam dalam samudra hu
maka bekulah darah remuk redamlah tulang
putus nadiku hancur dagingku kulitku hangus
maka akupun tidak menjadi apa-apa
mabukku parah mabukku bikin aku lupa arah
di mana ba di mana sin di mana mim
mabukku bikin aku gila cemas berharap
bertemu dalam kejap demi kejap
bertemu terang dan gelap
bertemu ramai dan senyap
tak usah kau sebut tak usah kau tunjuk
aku benar-benar mabuk tiap malam suntuk
aku tak tahu di mana kantuk
biarkan aku mabuk jangan kau usik
menelan semesta titik dalam satu titik
201604281851 Kotabaru Karawang
AKU MABUK
Tangga lepas dari kaki telapak tidak di bumi
Cakrawala kembali sepi
Kembali kepada yang bertenya
Tentang dzatnya sendiri
Sepi adalah ujung duniaku nanti
Engkau meninggalkan aku di puncak bukit sunyi
Tanganku menggapai
Tak sampai
Denging telinga desir darah degup jantung desah nafas
Berlomba dengan rindu
Rindu hanya kepada sebuah titik
Cakrawala telah penuh kepul debu lariku
Lalu aku dendangkan lagu menghibur diri
Diberi masa aku mengenyamnya
Diberi waktu aku mengunyahnya
Aku berpesta dalam miskin kaya
Aku tertawa dalam sedih gembira
Aku mabuk dalam tutup buka
198700000000 Kotabaru Karawang
AKU MENANGIS MALAM INI
Apa yang harus aku katakan selain berangkatlah
Kau telah memilih jalan dan kepadaku kau tidak bicara
Ke mana lagi telunjuk tua ini harus menunjuk arah
Karena atas setiap arah kau anggap itu dusta belaka
Aku hanya khawatir kau akan menoleh ke belakang
Bertanya lagi kepadaku tentang ayat-ayat langit
Yang aku bacakan padamu dan kau menolaknya
Saat takdir menyeretmu dan kau tak bisa keluar kandang
Kau menjerit menyeru langit menahan nyerinya sakit
Kau menggigit bibir menyesali jalan cerita
Berangkatlah jika dan karena ini adalah keputusan
Tak ada lagi nasihat tak ada mantra tak ada do’a
Saat tiba aku di sini dan kau di sana tak ada lagi jembatan
Ini adalah tarik ulur adat ajar yang penuh rahasia
201709272324 Kotabaru Karawang
AKU MENUNGGU ENGKAU BICARA
(laguku dahulu)
Ya, bila rindu yang utuh berlabuh pada cinta yang sesungguhnya
Disitulah keseimbangan dusta dan kejujuran
Keseimbangan yang melenyapkan semua pasangan
Pengembara menghentakkan langkahnya dan berbisik
Oh, dengan, dengan ada maka ada dengan tidak maka tidak
(laguku sekarang)
Tidak. Karena rinduku tidak utuh
Rinduku rindu lusuh rindu yang hanya separuh
Rindu yang selalu berakhir dengan keluh
Rindu yang masih menjadi air mata ketika bersimpuh
Tidak, aku masih ingin bermain denganmu
Dengan do’a engkau kucumbu kurayu
Meminta pagi abadi dan senja jangan tiba
Jantungku berdegup menghentak tanganku gemetar
Darahku menggelegak panas membakar
Dan engkau menjadi kecil dalam pelukan
Ini bukan mimpi ini bukan lukisan
Melati masih putih kemuning masih putih
Hujan masih turun bumi jadi basah
Aku menunggu engkau berkata
Peluklah aku
201601251646 Kotabaru Karawang
AKU PUISI ITU AKU
Seratus prajurit melilit tubuhku dengan kawat berduri
Lalu karenanya kulit dagingku robek berdarah-darah
Meski tak punya arti aku akan tetap berpuisi
Untuk puisi akau mencetak diri untuk tidak menyerah
Ke tubuhku seratus pedang ditebaskan
Lalu karenanya tubuhku menjadi serpihan
Meski tak punya arti puisi tetap kugumamkan
Untuk puisi bagiku tak ada batas perjalanan
Beringas moncong senapan dikulumkan ke mulutku
Pelatuk ditarik meledak hancur kepala
Meski tak punya arti kepada puisi aku tetap rindu
Untuk puisi aku akan berhenti jika mati yang bicara
Aku diikat erat-erat dibakar abuku dibuang ke laut
Aku tidak akan pernah gentar dan tak akan takut
Seribu masalah menghantam jiwa dicipta jadi kemelut
Untuk puisi meski tak punya arti ruhnya tak akan larut
Sembilanpuluh sembilan bidadari bugil telanjang
Menarikku gemas bercumbu bermalam panjang di ranjang
Meski tak punya arti aku tak akan pernah bimbang
Untuk puisi meski tak punya arti aku akan tetap garang
Dalam puisi aku bernafas dengan puisi aku bernafas
Dengan puisi kujejak bumi kupeluk langit biru
Hilang gentar hilang resah hilang takut hilang cemas
Karena aku adalah aku dan puisi itu aku
201707190959 Kotabaru Karawang
AKU SEMAKIN TAKUT
seribu lagu selaksa nada seketi syair
sejuta madah telah kutulis pada air
pada api pada angin pada tanah pada pasir
pada alun pada gelombang
tapi bimbangku tak pernah kurang
dengan sejuta warna bumi kubalut
kubalut gunung dan laut
tapi aku semakin takut
semakin takut
aku berlari mengejarmu dalam terang dalam gelap
dan engkau datang menghilangkan semua pengap
kulihat engkau di pelaminan
ketika kulihat mempelai sembunyi-sembunyi
meremas jemari
kulihat engkau senyum di jalanan
pada wajah kering terbakar
dalam sejuta galau
aku melukis tentang engkau
200800000000 Kotabaru Karawang
AKU TAK AKAN MELARANG KAU MINUM
Pertama aku pateri bibirku untuk tidak senyum memelas
Ketika mendengar kabar kau membawa sebuah gelas
Lari membabi buta mencari air pancuran emas
Beberapa hari yang lalu kudengar kabar kau di utara
Mencari tapi kau malah lupa air yang kau bawa
Air milikmu sejak lahir ke dunia
Tirta pawitra
Lalu kudengar kau ada di timur
Berlari menghabiskan umur
Dari subuh ke subuh lagi mencari sumur
Ada berita kau ada di barat
Berlari melompat meloncat hampir sekarat
Aku ragu tentang air yang kau dapat
Kudengar kau ada di selatan
Tak berkedip berpikir mamandang lautan
Apakah ini air kehidupan
Aku pateri bibirku untuk tidak tertawa
Mengingat dulu karena air juga aku gila
201606262124 Kotabaru Karawang
AKU TAK BISA MEMILIH
Sedih bukan pada bulan tapi pada hati yang merintih
Akan ada perisahan dan aku tak bisa memilih
Hati akan teriris dan lukanya akan terasa sangat pedih
Lantangku akan hilang suaraku berganti menjadi lirih
Dalam lirih aku berharap masih bisa kubisikkan
Empat patah kata pertanda wujud cinta yang mahanyata
Dan tiga kata saksiku menjadi utusan
Betapa kecil dan hinanya aku dalam semesta
201703052259 Kotabaru Karawang
AKU TERBAKAR HANGUS
aku bermimpi terbangun di sebuah negeri
yang rajanya memberi hadiah emas berpeti-peti
kepada siapa saja yang bisa menyanyikan lagu-lagu indah
tentang panen yang melimpah
dan para petani yang sedang panen jagung
tangan mereka ditebas buntung
aku bermimpi terbangun terbangun di sebuah negeri
yang percaya garis-garis pada kikir adalah gigitan tikus
dan orang bodoh yang membuat roti
dipancung dituduh rakus
badak dikitik-kitik agar bersuara seperti itik
angka diutak-atik nilai dan kenyataan jungkir balik
orang tua senang anak-anaknya menelan dusta
anak-anak tersenyum meski mata ditusuk buta
aku bermimpi terbangun di sebuah negeri
yang orang butanya berjalan tanpa tongkat
dan yang melek tak bisa melihat mana jelek mana bagus
di antara mereka aku terbakar hangus
201809122235 Kotabaru Karawang
AKU TIDAK AKAN MELONGGARKAN DEKAPAN
Jangan longgarkan dekapanmu tetaplah erat memeluk
Tumpahkan habiskan keringkan cawan cintamu jangan ada sisa
Tuang berkali-kali penuhi lembah jiwa hausku sampai aku mabuk
Ini awal malam subuh masih jauh sampai pagi kita berdua
Biarkan angin mega bintang pasir batu bisu bertasbih
Lidahku lidahmu jangan pernah kelu melumat ayat
Sukma meraga aku gambarmu kita jangan berkata letih
Cinta dan segala rindunya kita baca bersama dalam semua surat
Kita mainkan empat tiga duabelas seratus empatpuluh empat
Lima enam empatbelas tujuhbelas duapuluh sembilan
Enam enam enam enam enam dua tiga enam
Malam sedang berjalan mari kita berpelukan erat
Melahap cinta mendaki menuju puncak kenikmatan
Kita tutup semua pintu dan jendela dengan kalimat salam
201610072207 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru