PERIHAL CINTA
Tiada bunga di jambangan, selain
Semayup biola menggelantung di tiap tangkai
Menggetarkan daun-daun dengan irama gaib negeri asing
Tahukan Adik siapa penggeseknya? Dialah cinta yang
Bakal memberikan bunga di jambangan teras rumah kita
Yogyakarta, 1992
DI DEPAN PINTU GERBANG
Sesudah kita saling melambaikan tangan
: Tanda selamat jalan
Sebagaimana kau, Galuh
Aku air yang mengalir dari puncak pagi
Untuk kembali menerjemahkan bahasa batu
Dan kurva sungai, hingga matahari
Mencadaskan segala derita yang
Musti kita panggul menuju lembah malam
Di mana, Tuhan akan memenuhi serangkai bintang
Yang dijanjikan sebelum tiba waktu istirah
Yogyakarta, 2000
PANTAI TRISIK
Angin memainkan panjang rambutmu
Aku pun kian cemburu
Ketika kau direbahkan di hampar pasir
Dengan dada telanjang
Aku, kekasih yang kau alpakan
Seperti kotamu yang tak memekarkan cinta
Dari sekian harapan yang kau impikan
Selain asap, debu, dan terik matahari
Di buaian angin, kaulah laut yang menggoda
Sebiru pesona segelegar gelombang nafsu memburu
Namun sia-sia membangkitkan gairahku yang
Lama membatu terkubur di ruang kerja
Yogyakarta, 1998
LELAKI DI BAWAH DERAS HUJAN
Dengan mantel biru tua
Lelaki menyeberangi deras hujan
Angin membentur-benturkan hawa dingin
Ke sungsum tulang jiwa
Rindu menyentak pada kekasih
: Secangkir kopinya pagi hari
Sekalipun masih jauh terasa
Di suatu kota di balik benteng kabut
Mantel berkibaran harapan berkibaran
Seperti panji-panji di tengah pertempuran
Dan sewaktu tengadahkan wajah
Semakin paham ia akan cinta
Yogyakarta, 2000
LAGU SEBELUM TIDUR
Udara dingin membeku
Rebahkan rasa lapar pada malam
Menjadi serangkai bintang
Cahayanya mengenyangkan jiwa
Turunkan seluruh batu dari kepala
Sebelum matahari mengajarkan mutiara
Bagi rumput di taman yang
Terbakar tanpa air mata
Selagi masih jaga, Adik
Lafalkan doa lama yang tersingsal
Agar terhindar dengan mimpi pelangi
Menjerat langkah di malam di siang hari
Yogyakarta, 2006
DIALOG MENJELANG TIDUR
Waktu yang tertuang di dalam gelas
Kita tenggak semanis kopi
Selain kupas rahasia diri
Meski tiada tuntas
Selagi cinta masih kabut di luar
Kita nikmati saja perbincangan
Sembari mengenal arah angin
Diam-diam merambah malam
Istirahatlah, adik
Untuk belajar berpisah atau melupakan
Hingga pagi akan kita saksikan
Sudahkah mawar mekar di jambangan teras rumah?
Yogyakarta, 2006
SURABAYA MUSIM KEMARAU
Kalau ada yang diabadikan dalam buku puisi
adalah namamu Estu, perempuan belia yang
meliarkan rambutnya digerai garang matahari
di antara julangan gedung-gedung peradaban kapitalis
dan jalan raya yang meneriakkan suara anak zaman
yang mana serupa pengemudi robot kecil di dalam tamiya
: pesat meluncur tanpa menghiraukan rambu-rambu
Kaulah Estu, perempuan belia berjiwa karang
anggun serupa arca pahlawan di perempatan jalan raya
yang tak retak oleh amuk matahari, meski
matamu melelehkan luka lilin terbakar
ketika malam yang hanya menyisakan ampas kopi di dasar gelas
sekental mimpi generasimu, di mana dalam tempurung kepalanya
akan menjalar sebagai kanker seganas bisa raja kobra
Surabaya, 2000
SESUDAH PERPISAHAN SIANG ITU
Sudah diserahkan Ellyza pada laut: ibu yang
Mengajarkan gelombang terbakar matahari
Hingga karang sebagai ayahnya
Di mana, air mata niscaya dikristalkan
Sebentuk mutiara dari lepuh musim kemarau
Di dalam kitab penyair Achmad
Janji telah disuratkan pada puisi: pelabuhan
Penuh gairah melati, di mana lelaki berjubah safir
Niscaya merentangkan sayap merpati
Bagimu Ellyza yang bakal pulang
Untuk menggembalakan angin pantai pagi hari
Yogyakarta, 2006
KADO BIRU DARI YOGYA
Dari Yogya besar rinduku pada Surabaya
Kota yang membiarkan jiwanya terbakar matahari
Hingga cinta mengristal melalui persetubuhan api
Semanis hitam tai lalat dan kulitmu, Estu
: Perempuan yang meliarkan rambutnya
Digerai musim kemarau, mengembang
Serupa mawar tak terikat pita bianglala
Dari Yogya ingin aku kembali ke Surabaya
Bukan untuk mabuk tarian lampu-lampu
Di sepanjang jalan raya yang
Menawarkan julangan bangunan peradaban baru
Melainkan sekadar ingin menjengukmu, Estu
: Kekasih yang sempurna dikekupukan
Oleh kepompong zaman
Yogyakarta, 2000
TENTANG PENYAIR
SRI WINTALA ACHMAD, pernah studi di Fak. Filsafat UGM Yogyakarta. Menggubah karya sastra dengan bahasa Inggris, Indonesia, dan Jawa. Karya-karya sastranya dipublikasikan di Kompas, Republika, Suara Karya, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Lampung Pos, Trans Sumatera, Bangka Pos, Solo Pos, Surabaya Pos, Banjarmasin Pos, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Bernas, Masa Kini, Yogya Pos, Merapi, Fajar Sumatera, Amanah (Malaysia), Suara Muhammadiyah, Gong, Artista, Kliwonan, Bakti, Kanal, Kuntum, Jayabaya, Mekarsari, Jaka Lodhang, Sempulur, Pagagan, dll.
Antologi sastra dan esai kolektifnya: Antologi Puisi Pelangi (Karta Pustaka/Rasialima, 1988); Antologi Puisi Nirmana (Wirofens Group, 1990); Antologi Puisi Alif-Lam-Mim (Teater Eska/SAS, 1990); Antologi Puisi Zamrud Katulistiwa (Balai Bahasa Yogyakarta/Taman Budaya Yogyakarta, 1997); Antologi Puisi Sastra Kepulauan (Dewan Kesenian Sulawesi Selatan, 1999); Antologi Puisi Pasar Kembang (Komunitas Sastra Indonesia, 2000); Antologi Puisi Yogyakarta & Singapura Embun Tajali (FKY 2000); Antologi Puisi & Geguritan Lirik Lereng Merapi (Dewan Kesenian Sleman, 2000); Antologi Naskah Lakon Bilah Belati di Depan Cermin (Dewan Kesenian Sleman, 2002); Antologi Puisi & Geguritan Di Batas Jogja (FKY, 2002); Antologi Geguritan, Macapat, Cerkak Code (FKY, 2005); Antologi Esai Musik Puisi Nasional (LKiS, 2006); Antologi Puisi Malioboro (Balai Bahasa Yogyakarta, 2008); Antologi Cerpen Perempuan Bermulut Api (Balai Bahasa Yogyakarta, 2010); Antologi Cerpen Tiga Peluru (Kumpulan Cerpen Pilihan Mingguan Minggu Pagi Yogyakarta, 2010); Antologi Geguritan & Cerkak Kongres Sastra Jawa III - Bojonegoro Pasewakan (2011), Antologi Puisi Kembali Jogja Membaca Sastra (Rumah Budaya Tembi, 2011); Antologi Puisi Suluk Mataram (Great Publisher, 2011); Antologi Puisi Jejak Sajak (Jambi, 2012); Antologi Puisi 127 Penyair Dari Sragen Memandang Indonesia (Dewan Kesenian Sragen, 2012); Antologi Puisi PPN VI: Pertemuan Penyair Indonesia & beberapa Negara Asia Tenggara di Jambi - Sauk Seloko (Dewan Kesenian Jambi, 2012); Antologi Puisi Indonesia di Titik 13 (Dewan Kesenian Pekalongan, 2013); Antologi Puisi dwi-bahasa 63 penyair Indonesia, Malaysia, Singapura, Hongkong, Pakistan, India, Libia, Arizona, dan Serbia Spring Fiesta [Pesta Musim Semi] (Indonesian & English Poetry Grup & Araska Publisher, 2013); Antologi Puisi Tifa Nusantara I (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2013); Antologi Geguritan 33 Penggurit Yogyakarta dan Jawa Tengah Sesotya Prabangkara ing Langit Ngayogya (Yogyakarta, 2014); Antologi Puisi Dari Negeri Poci V Negeri Langit (Komunitas Radja Ketjil Jakarta, 2014); Antologi Prosa Lirik Rantau Cinta, Rantau Sejarah (Jurnal Sajak, 2014); Antologi Puisi Tifa Nusantara II (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2015); Antologi Puisi Pesta Rakyat Sleman (Digna Pustaka dan Lingkar Budaya Sleman, 2015); Antologi Puisi Jalan Remang Kesaksian (LPSK/Rumah Budaya Tembi, 2015); Antologi Puisi Jejak Tak Berpasar (Komunitas Sastra Indonesia/Yayasan Laksita, 2015); Antologi Puisi Memandang Bekasi (Dewan Kesenian Bekasi/Dinas Parbudpora Kabupaten Bekasi, 2015); Proses Kreatif Sastrawan Yogyakarta – Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Antologi Puisi: Ije Lela Tifa Nusantara 3 Marabahan (Marabahan, 2016); Antologi Puisi: Klungkung Tanah Tua, Tanah Cinta (Klungkung Bali, 2016); Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia Matahari Cinta Samudra Kata (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2016); Antologi Puisi: Seratus Puisi Qurani 2016 (2016); Antologi Puisi: Kopi Penyair Dunia (2016); Antologi Puisi Pesan Damai untuk Seluruh Manusia (PCIUN Maroko, 2017); Antologi Puisi Kota Terbayang (Taman Budaya Yogyakarta, 2017); dan Proses Kreatif Novelis Yogya: Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017).
Novel dan fiksi sejarahnya: Centhini: Malam Ketika Hujan (Diva Press Yogyakarta, 2011); Dharma Cinta (Laksana, 2011); Jaman Gemblung (Diva Press Yogyakarta, 2011); Sabdapalon (Araska, 2011); Dharma Gandul: Sabda Pamungkas dari Guru Sabdajati (Araska, 2012); Ratu Kalinyamat: Tapa Wuda Asinjang Rikma (Araska, 2012); Kiamat: Petaka di Negeri Madyantara (In AzNa Books, 2012); dan Centhini: Kupu-Kupu Putih di Langit Jurang Jangkung (Araska, 2012).
Buku-buku lainnya: Membuka Gerbang Dunia Anak (Annora Media, 2009); Suyudana Lengser Keprabon (In AzNa Books, 2011); Kisah Jagad Pakeliran Jawa (Araska, 2011); Wisdom Van Java (In AzNa Books, 2012); Falsafah Kepemimpinan Jawa: Soeharto, Sri Sultan HB IX & Jokowi (Araska, 2013); Sejarah Kejayaan Singhasari & Kitab Para Datu (Araska, 2013); Babad Tanah Jawa (Araska, 2014); Sejarah Raja-Raja Jawa (Araska, 2014); Satriya Piningit (Araska, 2014); Geger Bumi Mataram (Araska, 2014); Geger Bumi Majapahit (Araska, 2014); Ensklopedia Kearifan Jawa (Araska, 2014); Sejarah Perang di Bumi Jawa (Araska, 2014); Sejarah Runtuhnya Kerajaan-Kerajaan di Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Raja-Raja Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Karakter Tokoh-Tokoh Wayang (Araska, 2014); Wanita dalam Khasanah Pewayangan (Araska, 2015); Aja Dumeh: Buku Pintar Kearifan Orang Jawa (Araska, 2015); Panduan Praktis Menjadi Penulis Andal: Karya Ilmiah, Artikel, Resensi, Apresiasi & Kritik Seni, Naskah Lakon, Puisi, Cerpen, dan Novel (Araska, 2015); Buku Induk Bahasa dan Sastra Indonesia (Araska, 2015); Mahir Peribahasa Indonesia (Araska, 2015); Buku Induk EYD (Araska, 2015); Politik dalam Sejarah Kerajaan Jawa (Araska, 2016); Babad Tanah Jawa: dari Watugunung yang Menikahi Ibunya hingga Geger Pecinan (Araska, 2016); Petuah-Petuah Leluhur Jawa (Araska, 2016); Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga (Araska, 2016); 13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa (Araska, 2016); Sejarah Kerajaan-Kerajaan Besar di Nusantara (Araska, 2016); Menulis Kreatif itu Gampang (Araska, 2016); Sejarah Pemberontakan Kerajaan di Jawa (Araska, 2017); Filsafat Jawa (Araska, 2017); Sejarah dan Asal-Usul Orang Jawa (Araska, 2017); Sejarah Raja-Raja Jawa dari Kalingga hingga Mataram Islam (Araska, 2017); Sejarah Istri-Istri Raja Jawa (Araska, 2017); Sejarah Islam di Tanah Jawa (Araska, 2017); dan Kisah Horror Ketemu Genderuwo (Araska, 2017).
Bersama Indra Tranggono, menulis buku Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #15 (Taman Budaya Yogyakarta, 2016). Bersama Indra Tranggono, menulis buku Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #16 (Taman Budaya Yogyakarta, 2017).
Karya-karyanya yang masih berupa manuskrip: Orde Gemblung (kumpulan cerpen), Students Unlike The Formula of X +X = 2X (kumpulan puisi bahasa Inggris), Trilogi Ma’rifat Cinta (kumpulan puisi), Pawarta saka Nagri Langit (kumpulan geguritan), Geger Tayub (kumpulan cerkak), Gatoloco Gugat (novel), Ranggawarsita: Suluk Sungsang Bawana Balik (fiksi sejarah), Jaka Satru (fiksi sejarah), dan Kawruh Jawa (kumpulan esai bahasa Jawa & Indonesia).
Nama kepenyairannya dicatat dalam Buku Pintar Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, Penerbit Kompas). Tinggal di Karangtalun No. 52, RT 01, RW VII, Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Email: gununggampingindonesia@gmail.com.
Komentar
Tulis komentar baru