Skip to Content

PUISI-PUISI CINTA, SRI WINTALA ACHMAD

Foto eswa achmad

PERIHAL CINTA

 

Tiada bunga di jambangan, selain

Semayup biola menggelantung di tiap tangkai

Menggetarkan daun-daun dengan irama gaib negeri asing

Tahukan Adik siapa penggeseknya? Dialah cinta yang

Bakal memberikan bunga di jambangan teras rumah kita

 

Yogyakarta, 1992

 

 

DI DEPAN PINTU GERBANG

 

Sesudah kita saling melambaikan tangan

: Tanda selamat jalan

Sebagaimana kau, Galuh

Aku air yang mengalir dari puncak pagi

Untuk kembali menerjemahkan bahasa batu

Dan kurva sungai, hingga matahari

Mencadaskan segala derita yang

Musti kita panggul menuju lembah malam

Di mana, Tuhan akan memenuhi serangkai bintang

Yang dijanjikan sebelum tiba waktu istirah

 

Yogyakarta, 2000

 

 

PANTAI TRISIK

 

Angin memainkan panjang rambutmu

Aku pun kian cemburu

Ketika kau direbahkan di hampar pasir

Dengan dada telanjang

 

Aku, kekasih yang kau alpakan

Seperti kotamu yang tak memekarkan cinta

Dari sekian harapan yang kau impikan

Selain asap, debu, dan terik matahari

 

Di buaian angin, kaulah laut yang menggoda

Sebiru pesona segelegar gelombang nafsu memburu

Namun sia-sia membangkitkan gairahku yang

Lama membatu terkubur di ruang kerja

 

Yogyakarta, 1998

 

 

LELAKI DI BAWAH DERAS HUJAN

 

Dengan mantel biru tua

Lelaki menyeberangi deras hujan

Angin membentur-benturkan hawa dingin

Ke sungsum tulang jiwa

 

Rindu menyentak pada kekasih

: Secangkir kopinya pagi hari

Sekalipun masih jauh terasa

Di suatu kota di balik benteng kabut

 

Mantel berkibaran harapan berkibaran

Seperti panji-panji di tengah pertempuran

Dan sewaktu tengadahkan wajah

Semakin paham ia akan cinta

 

Yogyakarta, 2000

 

 

LAGU SEBELUM TIDUR

 

Udara dingin membeku

Rebahkan rasa lapar pada malam

Menjadi serangkai bintang

Cahayanya mengenyangkan jiwa

 

Turunkan seluruh batu dari kepala

Sebelum matahari mengajarkan mutiara

Bagi rumput di taman yang

Terbakar tanpa air mata

 

Selagi masih jaga, Adik

Lafalkan doa lama yang tersingsal

Agar terhindar dengan mimpi pelangi

Menjerat langkah di malam di siang hari

 

Yogyakarta, 2006

 

 

DIALOG MENJELANG TIDUR

 

Waktu yang tertuang di dalam gelas

Kita tenggak semanis kopi

Selain kupas rahasia diri

Meski tiada tuntas

 

Selagi cinta masih kabut di luar

Kita nikmati saja perbincangan

Sembari mengenal arah angin

Diam-diam merambah malam

 

Istirahatlah, adik

Untuk belajar berpisah atau melupakan

Hingga pagi akan kita saksikan

Sudahkah mawar mekar di jambangan teras rumah?

 

Yogyakarta, 2006

 

 

SURABAYA MUSIM KEMARAU

 

Kalau ada yang diabadikan dalam buku puisi

adalah namamu Estu, perempuan belia yang

meliarkan rambutnya digerai garang matahari

di antara julangan gedung-gedung peradaban kapitalis

dan jalan raya yang meneriakkan suara anak zaman

yang mana serupa pengemudi robot kecil di dalam tamiya

: pesat meluncur tanpa menghiraukan rambu-rambu

 

Kaulah Estu, perempuan belia berjiwa karang

anggun serupa arca pahlawan di perempatan jalan raya

yang tak retak oleh amuk matahari, meski

matamu melelehkan luka lilin terbakar

ketika malam yang hanya menyisakan ampas kopi di dasar gelas

sekental mimpi generasimu, di mana dalam tempurung kepalanya

akan menjalar sebagai kanker seganas bisa raja kobra

 

Surabaya, 2000

 

 

SESUDAH PERPISAHAN SIANG ITU

 

Sudah diserahkan Ellyza pada laut: ibu yang

Mengajarkan gelombang terbakar matahari

Hingga karang sebagai ayahnya

Di mana, air mata niscaya dikristalkan

Sebentuk mutiara dari lepuh musim kemarau

 

Di dalam kitab penyair Achmad

Janji telah disuratkan pada puisi: pelabuhan

Penuh gairah melati, di mana lelaki berjubah safir

Niscaya merentangkan sayap merpati

Bagimu Ellyza yang bakal pulang

Untuk menggembalakan angin pantai pagi hari

 

Yogyakarta, 2006

 

 

KADO BIRU DARI YOGYA

 

Dari Yogya besar rinduku pada Surabaya

Kota yang membiarkan jiwanya terbakar matahari

Hingga cinta mengristal melalui persetubuhan api

Semanis hitam tai lalat dan kulitmu, Estu

: Perempuan yang meliarkan rambutnya

Digerai musim kemarau, mengembang

Serupa mawar tak terikat pita bianglala

 

Dari Yogya ingin aku kembali ke Surabaya

Bukan untuk mabuk tarian lampu-lampu

Di sepanjang jalan raya yang

Menawarkan julangan bangunan peradaban baru

Melainkan sekadar ingin menjengukmu, Estu

: Kekasih yang sempurna dikekupukan

Oleh kepompong zaman

 

Yogyakarta, 2000

 

 

TENTANG PENYAIR

 

SRI WINTALA ACHMAD, pernah studi di Fak. Filsafat UGM Yogyakarta. Menggubah karya sastra dengan bahasa Inggris, Indonesia, dan Jawa. Karya-karya sastranya dipublikasikan di Kompas, Republika, Suara Karya, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Lampung Pos, Trans Sumatera, Bangka Pos, Solo Pos, Surabaya Pos, Banjarmasin Pos, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Bernas, Masa Kini, Yogya Pos, Merapi, Fajar Sumatera, Amanah (Malaysia), Suara Muhammadiyah, Gong, Artista, Kliwonan, Bakti, Kanal, Kuntum, Jayabaya, Mekarsari, Jaka Lodhang, Sempulur, Pagagan, dll.

Antologi sastra dan esai kolektifnya: Antologi Puisi Pelangi (Karta Pustaka/Rasialima, 1988); Antologi Puisi Nirmana (Wirofens Group, 1990); Antologi Puisi Alif-Lam-Mim (Teater Eska/SAS, 1990); Antologi Puisi Zamrud Katulistiwa (Balai Bahasa Yogyakarta/Taman Budaya Yogyakarta, 1997); Antologi Puisi Sastra Kepulauan (Dewan Kesenian Sulawesi Selatan, 1999); Antologi Puisi Pasar Kembang (Komunitas Sastra Indonesia, 2000); Antologi Puisi Yogyakarta & Singapura Embun Tajali (FKY 2000); Antologi Puisi & Geguritan Lirik Lereng Merapi (Dewan Kesenian Sleman, 2000); Antologi Naskah Lakon Bilah Belati di Depan Cermin (Dewan Kesenian Sleman, 2002); Antologi Puisi & Geguritan Di Batas Jogja (FKY, 2002); Antologi Geguritan, Macapat, Cerkak Code (FKY, 2005); Antologi Esai Musik Puisi Nasional (LKiS, 2006); Antologi Puisi Malioboro (Balai Bahasa Yogyakarta, 2008); Antologi Cerpen Perempuan Bermulut Api (Balai Bahasa Yogyakarta, 2010); Antologi Cerpen Tiga Peluru (Kumpulan Cerpen Pilihan Mingguan Minggu Pagi Yogyakarta, 2010); Antologi Geguritan & Cerkak Kongres Sastra Jawa III - Bojonegoro Pasewakan (2011), Antologi Puisi Kembali Jogja Membaca Sastra (Rumah Budaya Tembi, 2011); Antologi Puisi Suluk Mataram (Great Publisher, 2011); Antologi Puisi Jejak Sajak (Jambi, 2012); Antologi Puisi 127 Penyair Dari Sragen Memandang Indonesia (Dewan Kesenian Sragen, 2012); Antologi Puisi PPN VI: Pertemuan Penyair Indonesia & beberapa Negara Asia Tenggara di Jambi - Sauk Seloko (Dewan Kesenian Jambi, 2012); Antologi Puisi Indonesia di Titik 13 (Dewan Kesenian Pekalongan, 2013); Antologi Puisi dwi-bahasa 63 penyair Indonesia, Malaysia, Singapura, Hongkong, Pakistan, India, Libia, Arizona, dan Serbia Spring Fiesta [Pesta Musim Semi] (Indonesian & English Poetry Grup & Araska Publisher, 2013); Antologi Puisi Tifa Nusantara I (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2013); Antologi Geguritan 33 Penggurit Yogyakarta dan Jawa Tengah Sesotya Prabangkara ing Langit Ngayogya (Yogyakarta, 2014); Antologi Puisi Dari Negeri Poci V Negeri Langit (Komunitas Radja Ketjil Jakarta, 2014); Antologi Prosa Lirik Rantau Cinta, Rantau Sejarah (Jurnal Sajak, 2014); Antologi Puisi Tifa Nusantara II (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2015); Antologi Puisi Pesta Rakyat Sleman (Digna Pustaka dan Lingkar Budaya Sleman, 2015); Antologi Puisi Jalan Remang Kesaksian (LPSK/Rumah Budaya Tembi, 2015); Antologi Puisi Jejak Tak Berpasar (Komunitas Sastra Indonesia/Yayasan Laksita, 2015); Antologi Puisi Memandang Bekasi (Dewan Kesenian Bekasi/Dinas Parbudpora Kabupaten Bekasi, 2015); Proses Kreatif Sastrawan Yogyakarta – Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Antologi Puisi: Ije Lela Tifa Nusantara 3 Marabahan (Marabahan, 2016); Antologi Puisi: Klungkung Tanah Tua, Tanah Cinta (Klungkung Bali, 2016); Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia Matahari Cinta Samudra Kata (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2016); Antologi Puisi: Seratus Puisi Qurani 2016 (2016); Antologi Puisi: Kopi Penyair Dunia (2016); Antologi Puisi Pesan Damai untuk Seluruh Manusia (PCIUN Maroko, 2017); Antologi Puisi Kota Terbayang (Taman Budaya Yogyakarta, 2017); dan Proses Kreatif Novelis Yogya: Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017).

Novel dan fiksi sejarahnya: Centhini: Malam Ketika Hujan (Diva Press Yogyakarta, 2011); Dharma Cinta (Laksana, 2011); Jaman Gemblung (Diva Press Yogyakarta, 2011); Sabdapalon (Araska, 2011); Dharma Gandul: Sabda Pamungkas dari Guru Sabdajati (Araska, 2012); Ratu Kalinyamat: Tapa Wuda Asinjang Rikma (Araska, 2012); Kiamat: Petaka di Negeri Madyantara (In AzNa Books, 2012); dan Centhini: Kupu-Kupu Putih di Langit Jurang Jangkung (Araska, 2012).

Buku-buku lainnya: Membuka Gerbang Dunia Anak (Annora Media, 2009); Suyudana Lengser Keprabon (In AzNa Books, 2011); Kisah Jagad Pakeliran Jawa (Araska, 2011); Wisdom Van Java (In AzNa Books, 2012); Falsafah Kepemimpinan Jawa: Soeharto, Sri Sultan HB IX & Jokowi (Araska, 2013); Sejarah Kejayaan Singhasari & Kitab Para Datu (Araska, 2013); Babad Tanah Jawa (Araska, 2014); Sejarah Raja-Raja Jawa (Araska, 2014); Satriya Piningit (Araska, 2014); Geger Bumi Mataram (Araska, 2014); Geger Bumi Majapahit (Araska, 2014); Ensklopedia Kearifan Jawa (Araska, 2014); Sejarah Perang di Bumi Jawa (Araska, 2014); Sejarah Runtuhnya Kerajaan-Kerajaan di Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Raja-Raja Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Karakter Tokoh-Tokoh Wayang (Araska, 2014); Wanita dalam Khasanah Pewayangan (Araska, 2015); Aja Dumeh: Buku Pintar Kearifan Orang Jawa (Araska, 2015); Panduan Praktis Menjadi Penulis Andal: Karya Ilmiah, Artikel, Resensi, Apresiasi & Kritik Seni, Naskah Lakon, Puisi, Cerpen, dan Novel (Araska, 2015); Buku Induk Bahasa dan Sastra Indonesia (Araska, 2015); Mahir Peribahasa Indonesia (Araska, 2015); Buku Induk EYD (Araska, 2015); Politik dalam Sejarah Kerajaan Jawa (Araska, 2016); Babad Tanah Jawa: dari Watugunung yang Menikahi Ibunya hingga Geger Pecinan (Araska, 2016); Petuah-Petuah Leluhur Jawa (Araska, 2016); Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga (Araska, 2016); 13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa (Araska, 2016); Sejarah Kerajaan-Kerajaan Besar di Nusantara (Araska, 2016); Menulis Kreatif itu Gampang (Araska, 2016); Sejarah Pemberontakan Kerajaan di Jawa (Araska, 2017); Filsafat Jawa (Araska, 2017); Sejarah dan Asal-Usul Orang Jawa (Araska, 2017); Sejarah Raja-Raja Jawa dari Kalingga hingga Mataram Islam (Araska, 2017); Sejarah Istri-Istri Raja Jawa (Araska, 2017); Sejarah Islam di Tanah Jawa (Araska, 2017); dan Kisah Horror Ketemu Genderuwo (Araska, 2017).

Bersama Indra Tranggono, menulis buku Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #15 (Taman Budaya Yogyakarta, 2016). Bersama Indra Tranggono, menulis buku Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #16 (Taman Budaya Yogyakarta, 2017).

Karya-karyanya yang masih berupa manuskrip: Orde Gemblung (kumpulan cerpen), Students Unlike The Formula of X +X = 2X (kumpulan puisi bahasa Inggris), Trilogi Ma’rifat Cinta (kumpulan puisi), Pawarta saka Nagri Langit (kumpulan geguritan), Geger Tayub (kumpulan cerkak), Gatoloco Gugat (novel), Ranggawarsita: Suluk Sungsang Bawana Balik (fiksi sejarah), Jaka Satru (fiksi sejarah), dan Kawruh Jawa (kumpulan esai bahasa Jawa & Indonesia).

Nama kepenyairannya dicatat dalam Buku Pintar Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, Penerbit Kompas). Tinggal di Karangtalun No. 52, RT 01, RW VII, Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Email: gununggampingindonesia@gmail.com.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler