Skip to Content

PUISI-PUISI ELANG BIJAK

Foto elangbijak

BATAS

 

Tiada yang sia-sia...

Disetiap titik pandangan mata...

Atau disetiap bayang pikiran...

Kecuali semua memberi citra

Akan Kuasa Tuhan...

Bahkan lebih dari apa yang dapat

Manusia pikirkan...

Dalam seluruh waktu...

Dan Tuhan tidak mendzalimi Diri.

 

                                                Yogyakarta, 15 Desember 2009

 

===========================================================

 TENTANG TUHAN

 

 

Keberadaan Tuhan...

Adalah sesuatu yang universal...

Bahkan merambat masuk...

Ke dalam prinsip2 alam semesta.

 

Andaikan manusia diberi waktu seribu tahun

Barangkali tiada yang sanggup mendustakan Tuhan

Walau taat dan durhaka adalah sisi yang lain.

 

Tetapi manusia hidup hanya sepenggal waktu...

Hingga kesadaran terkadang tiada cukup...

Untuk sanggup bediri...

Di atas satuan jiwa yang merata...

Tinggi mengawang ke setiap sudut alam raya...

Cinta dan benci manusia silih berganti...

Sebenarnya hanya kilasan maya...

 

Tetapi rasa sepi dan kesendirian adalah sebuah petunjuk...

Akan jalan yang sebenarnya dari kesadaran...

Siapa dia...

Dari mana...

Dan hendak kemana...

 

Rasa rindu yang selalu ada...

Entah darimana dan untuk siapa...

 

Jika seorang berilmu masuk ke dalam ilmunya

Dia hanya menemukan sebuah tempat yang sepi...

Walau logika dan temuan senantiasa meniupkan

Angan2 dan harapan...

 

Jika seorang kaya masuk ke dalam limpahan hartanya

Dia hanya masuk ke dalam tempat yang sepi...

Walau harta dan janji2 bisnis senantiasa meniupkan

Angan2 dan harapan...

 

Hingga kematian yang dekat menyadarkannya...

Arti dari setiap ilmu dan hartanya.

------------------------------------------------------------------

Berdirilah iblis sang makhluk...

Dengan kesadaran lebih dari seribu tahun

Benar2 melihat...

Betapa Tuhan sangat berkuasa...

Walau taat dan durhaka adalah sesuatu yang lain.

------------------------------------------------------------------

                                                             Ponorogo, 29 Desember 2009

Komentar

Foto elangbijak

puisi

puisi seumpama matematika, dia adalah sebuah tempat untuk menuliskan pemahaman, gagasan dan cerapan, hanya saja dia memiliki jalannya sendiri, sederhana tetapi dapat menampung imaginasi dan logika, bahkan emosi dalam satu potongan kalimat. barangkali jika seseorang mencari sebuah bahasa yang dapat menuliskan semua ilmu dalam satu potongan kalimat, lebih dari pada simbol-simbol matematika dan logika, maka bahasa itu adalah puisi. dan jika seseorang mencari sebuah bahasa yang dapat dipakai untuk menulis sejumlah ilmu yang dapat terbaca dalam seluruh tingkatan pemahaman manusia, yang menyerupai sebuah cermin, siapa saja yang berkaca maka akan mengambil bagian sesuai wajah yang dilihatnya pada cermin itu, maka itu adalah puisi. pribadi saya tidak tahu benar mengapa puisi memiliki kekuatan itu, akan tetapi hati sepertinya berkata-kata dalam lantunan yang hanya dapat dituliskan dengan puisi. logika dan intuisi berlari-larian saling mengejar dalam benak kita, entah mana yang lebih dulu sampai ke dataran sadar kita, tetapi yang dapat menceritakan fenomena itu adalah puisi. sedang matematika dan sains harus terlebih dulu menunggu logika untuk sampai ke dataran sadar, baru mereka dapat bercerita tentang jalannya sebuah pencerahan.

Aslan Alwi

Foto elangbijak

puisi

puisi seumpama matematika, dia adalah sebuah tempat untuk menuliskan pemahaman, gagasan dan cerapan, hanya saja dia memiliki jalannya sendiri, sederhana tetapi dapat menampung imaginasi dan logika, bahkan emosi dalam satu potongan kalimat. barangkali jika seseorang mencari sebuah bahasa yang dapat menuliskan semua ilmu dalam satu potongan kalimat, lebih dari pada simbol-simbol matematika dan logika, maka bahasa itu adalah puisi. dan jika seseorang mencari sebuah bahasa yang dapat dipakai untuk menulis sejumlah ilmu yang dapat terbaca dalam seluruh tingkatan pemahaman manusia, yang menyerupai sebuah cermin, siapa saja yang berkaca maka akan mengambil bagian sesuai wajah yang dilihatnya pada cermin itu, maka itu adalah puisi. pribadi saya tidak tahu benar mengapa puisi memiliki kekuatan itu, akan tetapi hati sepertinya berkata-kata dalam lantunan yang hanya dapat dituliskan dengan puisi. logika dan intuisi berlari-larian saling mengejar dalam benak kita, entah mana yang lebih dulu sampai ke dataran sadar kita, tetapi yang dapat menceritakan fenomena itu adalah puisi. sedang matematika dan sains harus terlebih dulu menunggu logika untuk sampai ke dataran sadar, baru mereka dapat bercerita tentang jalannya sebuah pencerahan.

Aslan Alwi

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler