BERSAYAP SERIBU Indah Sri Hartati
Ada apa denganmu
Berputar sepanjang waktu
Bertopeng, bersayap seribu
Mengitari tiada jemu
Apa yang kau mau
Berkelebat dari pintu ke pintu
Mencari celah menunggu waktu
Tiap langkah menyisa jejak
Tiap tarikan terasa sesak
Tiap helaan lelah mendesak
Rebah dalam lembut dekap
Perlahan luka-luka tersesap
Waktu masih bergulir walau dalam senyap
Pasrah pada-Nya, segala perih lesap
Bogor, 05072021_43-34
Lembab pelupuk mata
Sorot meredup duka
Rindu mengeram terpendam
Tergenggam dalam diam
Terngiang lembut sebait ucapan
Terkenang manis seulas senyuman
Terbayang kelabu seonggok nisan
Berhias warna taburan bunga
Nama indah terukir nyata
Raga merebah tiada daya
Doa bergelombang tiap helaan
Terdorong rindu membumbung rasa
Semoga sudah Engkau berikan
Surga terindah untuk ibunda
Bgr, 291020_43_34
GUGURAN HARAP
Indah Sri Hartati
Senja di atas bukit tak lagi terdengar kicau kenari
Kutatap mentari yang perlahan beringsut pergi
Langit jingga merayap gelap
Menghantar unggas-unggas menuju lelap
Di antara kelam ada harap yang masih erat tergenggam
Entah sejak kapan bersemayam
Tak terhitung waktu yang terus timbul tenggelam
Sudah sekian purnama terlewati
Asa ini tak pernah bertemu tepi
Mungkinkah gugur angan yang selama ini terpatri
Rimbun daun satu-satu mengering
Meranggas terhempas ke bumi
Dalam gamang hati bergeming
pasrah pada ketentuan Illahi
Bgt, 260820
MENUJU SANG MAHA KARYA
Indah Sri Hartati / Ish
Rinai gerimis di bulan Juli
Adalah keteduhan yang menjemput
Dan menghantarmu pada haribaan Illahi
Bersama doa doa yang saling bertaut
Jiwamu tidak pergi
Bergema dalam hati
Bertaut dalam untaian diksi
Bersama cinta yang sederhana
Sajak sajak kasih penuh makna
Ikhlasmu membahana
Bumi memeluk penuh cinta
Angin sepoi menemani perjalanan panjang
Pulang menuju Sang Maha karya
Lelap abadi di haribaan yang tenang
Bgr, 220720_43-34
RINDU CAHAYA
Indah Sri Har'tati
Tertatih mencari pelita
Saat tersapa gulita
Bias hati remang
Rindu cahaya terang
Walau setitik namun berarti
Sebagai petunjuk arah diri
Kemana langkah harus pergi
Bogor, 140620_ 43_7
BUNGA KENANGAN
Indah Sri Har'tati
Elok rupamu sungguh menawan
Banyak menghias setiap taman
Kelopak nan indah mekar
Harum aroma selalu menebar
Bunga ros penuh kenangan
Bentuknya sungguh rupawan
Siapapun melihat pasti tertawan
Banyak mata ingin memandang
Jemari mengusap, membelai sayang
Tak mampu terpetik, jadi terkenang
Jangan sembarang memetik bunga
Tangkai berduri adalah pelindungnya
Siapa tak hati-hati akan terkena
Jangan salahkan duri yang ada
Bgr, 190620_ 4334
BERPUTIK LAGI
Indah Sri Har'tati
Hilang sendu melarut
Saat fajar bertandang
Menghalau pekat kabut
Membawa bias terang
Kembang layu siap berganti
Gugur dan berputik lagi
Menanti mekar menebar wangi
Bogor, 020718
DAUN GUGUR
Indah Sri Hartati / Ish
Sunyi terasa mencekam
Jiwa mendulang rindu
Malam kian temaram
Indah mengharu biru
Desir angin melenakan rasa
Daun gugur terkapar jua
Pasrah pada kehendak-Nya
Bgr_280418
TEPIAN RASA
Kutanggalkan apa yang harus ku lepas
Keriuhan yang membingungkan, seringkali membuat cemas
Bising yang mengelabui pendengaran
Membuat nanar tatapan
Aku menepi dari kerancuan rasa
Yang sering kali berdebat dalam dada
Mengagungkan ego semata
Aku menjauh dari arah tanpa tujuan
Menyusur jalan setapak kehidupan
Menuju-Mu tempat akhir haribaan
Kudiamkan deburan jiwa yang bergolak
Kutimang dengan alunan nama-Nya sepenuh hati
Teredam ombak, menjadi riak
Mengalun, memeluk tepian rasa, damai
Bgr, 150720_4334
KUNANG-KUNANG MENARI
Amblas segelas kopi
Sepahnya habis terlumat
Direguk berulang kali
Sesaat raga sekarat
Pelangi di mata berpendar
Kunang-kunang girang menari liar
Terbentur kepala bangun tersadar
Bgr, 240618
GELIAT RINDU
Binar bintang meredup
Geliat rindu menyusup
Bunga mekar sempurna
Seakan mewakili rasa
Lirih suaramu terbawa kabut
Berdesir angin berbisik lembut
Biarkan rindu terus bertaut
DI ANTARA
Di antara lima
Ku tambah dua
Seutuhnya diri berpasrah
Mengharap bertambah berkah
Gelap sebelum fajar datang
Atau pagi menjelang siang
Diam dalam doa tenang
Bgr, 160620_437
BUNGA BAKUNG
Mentari tiada tampak
Awan kelam memeluknya
Daun-daun tidak bergerak
Angin enggan menyapa
Pagi masih terasa sendu
Bunga bakung gugur layu
Awan kelam lekaslah berlalu
Bgr, 121118
BENIH TERLANJUR
Gelap awan terasa
Sinar sirna menjauh
Tiada daya upaya
Hidup kini bertaruh
Gelinjang hidup tak urung
Bisik bertebar membuat murung
Benih terlanjur dalam kandung
Bogor, 240619_437
BENGONG SENDIRI
Langit gelap pekat
Gerimis bertandang lebat
Daun ranting bergoyang
Gugur basah tergenang
Tak ada segelas kopi
Atau sekedar sepotong roti
Akhirnya aku bengong sendiri
Bogor, 250618
Komentar
Puisi
Pas terbaca puitis dan aroma keindahan kata kata tertata termaksud
Tulis komentar baru