Skip to Content

Puisi-puisi RINDU

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

RINDU DAN SENJA REMANG-REMANG

 

Bayang-bayang datang menimang rindu yang dulu

Jatuh di tanah menjadi sehelai selendang sepi

Luka mengering lepas terhempas bagai daun layu

Harapan tumbuh merekah tunas dibelai mentari

 

Cinta dulu cinta kini sungguh tak pernah bimbang

Rindu dulu rindu kini sungguh tak pernah hilang

Tersimpan indah setia di kemerlip gemintang

 

Di bibir kuas di bibir kanvas semua dilukis

Bersama tertawa tersenyum kadang menangis

Titik cinta titik rindu menyatu dalam garis

 

Ini senja dan senja memang telah remang

Namun meski buram selalu ada bayang-bayang 

Harapan menjauh pergi kemudian kembali datang

Di barat terbenam di timur terbit berulang

 

201912082258_Kotabaru_Karawang

 

RINDU 'KAN HUJAN  

 

bagaimana aku tidak menyentuh melati

yang dalam gelap putihnya tampak nyata

wangi semerbak menyentuh langit hati

basah dalam hujan yang datang malam ini

 

bagaimana aku tidak membelai melati

putihnya yang basah menggetarkan dada

yang masih kuntum pasti menanti

bakti menebar semerbak wangi

 

bagaimana aku tidak mencium melati

yang rekah kelopaknya menggetarkan jiwa

basah bak mata dara pejam menanti

rekah bak bibir menanti pagutan cinta

 

kita rindu ‘kan hujan sendiri-sendiri

 

201511091325 Kotabaru Karawang

 

RINDU SEPERTI HUJAN PAGI  

 

Pagi hujan lagi seberkas rindu menghampiri hati

Di tepi hati indah sekali rindu merajut serpihan kenangan

Begitulah dalam rindu kenangan dirajut utuh kembali

Seperti jutaan titik air yang jatuh menjadi hujan

 

Engkau tidak akan pernah mengerti seperti apa cintaku

Jika engkau mengenang dekapanku sebagai nelayan asing

Yang mengintai kapan lengahnya penjaga pantai

Lalu sepuas hati membantai setelah itu tertawa puas

 

Engkau tidak akan pernah mengerti seperti apa cintaku

Jika engkau mengenang kecupanku sebagai berahi anjing

Mendekat merintih menjilat ingin dibelai

Membaca senyumku sebagai seringai ganas

 

Mengukur hanya sampai lantunan

Mengukur hanya sampai nyanyian

Mengukur sampai batas khayalan

 

Padahal aku yang kau lihat dengan mata

Bersemayam dalam jiwa

Batin adalah gambar mahanyata

 

Pagi hujan lagi titik airnya jatuh pada dedaunan

Kusebut banyak nama ketika bibir terkatup

Ada namamu melekat

 

Rindu dan cinta adalah cerita panjang yang tak diselesaikan

Gairahnya tak pernah redup

Tegak dalam terang namun tak terlihat

 

201603260719 Kotabaru Karawang

 

RINDU TAK BERBATAS  

 

ini bukan pelukan pertama dan bukan dekapan pertama

ini bukan pelukan terakhir dan bukan dekapan terakhir

karena rindu bukanlah pelukan dan dekapan semata

rindu dalam kamus cintaku adalah pikir

 

(kugumamkan namamu dalam dzikir)

 

hanyutkan diri dalam detik yang mengguncang jantung panas

Mengiris hati jadi kepingan lalu terlempar di padang tak berbatas

padang rindu yang muncul menjadi api terkutuk

mengecup melati yang malu tertunduk

 

malam meminta agar segera memilih dan memilah kata

sebelum pagi tiba di mana rindu akan sirna

ketika pagi tiba melati akan mendongak dan menatap matahari

menebar semerbak wangi

 

apakah pada pagi rindu berbatas

apakah rinduku berbatas pada titik air kala hujan deras

tidak karena tidak ada dekapan pertama dan tak ada dekapan berakhir

nama digumamkan dalam pikir dan dzikir

 

disitulah cintaku disitulah rinduku

hanya engkau dan aku yang tahu

kita simpan rahasia pencarian para pengembara

pada pertanyaan yang tak ada jawabannya

 

201601191126 Kotabaru Karawang

 

RINDU TAK LAPUK  

 

rindu selalu mengincar datangnya malam

tak masalah dengan atau tanpa bulan

tak masalah cerah atau kelam

dengan rindu membaca rajut kenangan

 

rindu tak lapuk hanya karena titik air mata

bahkan tidak meski oleh bah sang nabi

rindu adalah semesta cinta

tak ada batas pasti

 

ibarat burung dalam sangkar emas

sayapnya gemetar ingin terbang

lepas

bebas

 

201602040849 Kotabaru Karawang

 

RINDU YANG DIDUGA-DUGA  

 

meski terbakar dan dibakar cinta dan rindu tak boleh hangus

rindu adalah layang-layang dan cinta benang yang tak boleh putus

cinta dan rindu dalam satu titik tidak boleh salah urus

cinta dan rindu harus tetap dalam satu garis lurus

 

apakah cinta dan rindumu seperti hitam pada arang

pasti arang yang bersaksi hitam

apakah cinta dan rindumu seperi manis pada gula

pasti gula yang bersaksi manis

 

apakah cinta dan rindumu seperti asin pada garam

pasti garam yang bersaksi asin

apakah cinta dan rindumu seperti yang muncul dalam rasa

diduga-duga dan dikira-kira tentang apa dan siapa

 

201606080343 Kotabaru Karawang

 

RINDU YANG UTUH  

 

Semburat cahaya singgah indah di gunung

Menyepuh pucuk dan dedaunan jadi mandi jingga

Cahaya binar cinta senja sampai ke punggung

Sebelum matahari terbenam bismillah menyentuhnya

 

Tutuplah lahar gairahnya biarkan menggelegar di dalam

Muntahkan nanti ketika Izrail datang memberi salam

Barangkali itu adalah semesta cinta yang menjadi impian

Tujuan akhir semua kembara pencarian

 

Inilah mata dan inilah lihat dengannya jadi melihat

Inilah telinga dan inilah dengar dengannya jadi mendengar

Inilah lidah dan inilah firman dengannya jadi surat tersirat

Inilah hidup pilihan dalam kehidupan yang tersamar

 

Bismillah kusentuh cinta yang memanaskan subuh

Membakar darah jadi debu memadati seluruh tubuh

Gunung rubuh langit runtuh kasih sayang tak akan lusuh

Kita berdekapan dalam cinta yang utuh

 

201604180637 Kotabaru Karawang

 

RINDU YANG UTUH  

 

Rindu yang utuh singgah di ujung bunga turi putih

Yaitu setitik embun bening seperi beningnya matamu

Rindu yang utuh singgah pada kicau kenari lirih

Yaitu hasrat lepas dari kandang terbang ke langit biru

 

Adakah kau dengar bunga turi putih bertasbih

Adakah kau dengar titik embun bertasbih

Adakah kau dengar kenari bertasbih

Adakah kau dengar hasrat lepas dan terbangnya juga bertasbih

 

Rindu yang utuh singgah pada helai-helai daun jeruk nipis

Yaitu rindu yang berkisah tentang hari pasti

Rindu yang utuh menenggelamkan diri hingga tiada lagi tangis

Yaitu rindu yang berkisah tentang ujung yang sepi

 

Adakah kau dengar helai daun semesta bertasbih

Adakah kau dengar hamba dungu bertasbih

Adakah kau dengar tiada tangis adalah bertasbih

Adakah kau dengar ujung yang sepi adalah bertasbih

 

Rindu yang utuh datang dari cinta yang terkikis

Yaitu rindu elang terbang menukik menyambar mangsa

Rindu yang utuh menyelinap ke dalam samudra tangis

Yaitu rindu yang merangkak menghamba cinta

 

201607130101 Kotabaru Karawang

 

RINDUKU KEPADA HUJAN  

 

aku ingin kau beri aku hujan seperti dulu

aku tenggelam dalam air mataku kau menyapaku

lembut menyentuh relung kalbu menerangi

hingga aku tak tahu siapa di sini

 

aku ingin kau memelukku seperti dulu

sesk dadaku karena dekapmu seerat buhul mati

melemparkan aku ke dalam kebodohan mengaku

tahu diri mengaku hidup bangkai ini

 

berilah aku hujan lagi

tenggelamkan aku dalam takbir sunyi

 

201407190414 Kotabaru Karawang

 

RINDUKU KEPADAMU  

 

aku memelukmu lewat dawai biola cantik

meski tak ada nada yang suka kupetik

aku memelukmu dalam detak setiap detik

kau tahu rindukulah yang jadi pemantik

 

aku ingin rinduku tak hilang

seperti bayang-bayang kala siang

setia kepada cahaya yang datang

dan bila malam bayangan hilang

 

kisah kita tak akan pernah selesai

selama hamparan pasir masih ada di pantai

dan pelaminan untuk mempelai

 

kau kekasihku aku kekasihmu

dalam hasrat menguntai nada sebuah lagu

yang bercerita tentang beribu rindu

 

201411062210 Kotabaru Karawang

 

RINDUKU SINGGAH  (1)

 

ketika rindu singgah mengusap wajah

lewat tangan menengadah mengadu

ini jiwa lelah

pasrah

 

ketika rindu singgah mengusap wajah keriput

lewat tangan menengadah mengadu

berbisik halus lembut

takut

 

ketika rindu singgah di kening

lewat tangan menengadah mengadu

matikan aku dalam hening

bening

 

ketika rindu singgah dalam tatapan

lewat tangan menengadah

jangan ada ratapan

kenangan

 

ketika rindu singgah pafa setiap kata

lewat tangan menengadah mengadu

hari semakin senja dan saatnya

akan segera tiba

 

201602201817 Kotabaru Karawang

 

RINDUKU SINGGAH (2)  

 

Rinduku singgah pada gelap yang setia datang di ujung siang

Saat aku mulai mabuk mencari lalu merangkai kata

Aku limbung terhuyung lunglai terjerembab telentang

Sadar penuh bercanda di bibir neraka

 

Rinduku singgah pada gimbal di kepala si gila

Yang mengulum senyum ketika ada yang menertawakannya

Pertanyaan lama siapa yang gila

Aku atau dia

 

Rinduku singgah pada gelinjangnya ketika kupeluk

Aku tak tahu apakah ketika aku menunduk

Dan kau memejamkan mata

Engkau siap dengan segala makna rahasianya

 

Rinduku singgah terkadang gegabah

Membawa kakiku ke bukit melangkah

Dalam resah

Gelisah

 

201602230729 Kotabaru Karawang

 

RINDUKU TAK LAGI UTUH  

 

Aku tahu ada musuh yang menyelinap

Membawa bisik lembut menyuruh aku resah

Ah, dadaku sesak semesta terasa pengap

Aku mengaku tenang padahal aku gelisah

 

Musuh datang mengajak aku mengeluh

Tentang rinduku yang tak lagi utuh

Rinduku menjadi seperti kain lusuh

Maukah kau menerima rinduku yang tinggal separuh

 

Kembalilah kau musuh yang menyelinap

Biarkan aku sendirian dalam gelap

Mencatat segala harap

 

201606022145 Kotabaru Karawang

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler