Skip to Content

PUISI-PUISI SRI WINTALA ACHMAD

Foto eswa achmad

 DALAM SEMBAYANG

 

Melolongkan doa seperti srigala

Atas arakan awan tipis di bawah purnama

Yang menyampaikan kabar laut pada setiap orang

Tentang kota-kota yang bakal ditenggelamkan

Sebagaimana pada zaman Nuh

Bukan untuk apa, melainkan Sekadar membuka jalan

Bagi raja agung dari negeri kabut yang

Berlayar dengan sampan cinta

Cilacap, 2013-2014 

 

 

SEMBAYANG ANAK KARANG

 

Sungai yang mengalir dari Merapi ke Laut Selatan

Mengingatkan cinta ayah pada ibuku

: Bermula dari pandangan pertama

 

Muara yang mekar seperti rahim ibu

Mengingatkan asalku, sebelum

Terlahir sebagai anak karang

 

Badai yang mengocok laut semalam

Mengingatkan pada sang guru

: Mengajarkan kedewasaan di balik petaka

 

Sebiru Laut Selatan sebiru Merapi

Sekadar isyarat yang kutangkap, bahwa

Cinta telah mengalir bersama darah dan napas

Dalam neng-ning-nung-nang sembayang

Cilacap, 2013-2014

 

 

KEPADA GURU RUMI

 

Pada serakan buku-buku tua

Lama sudah aku mencari namamu

Wahai penyair agung yang

Menjadikan puisi sebagai jembatan gaib

Menuju puncak langit awang-uwung

 

Sekian masa, aku tak dengar sajak-sajakmu yang

Digetarkan sealunan lengking seruling

Dari anak-anak gembala di padang sufi

Hingga terbangkitkan jiwa-jiwa dari dasar kubur

: Lama terninabobokan mimpi bianglala

 

Belum lelah, aku mencari-cari namamu

Wahai penyair abadi di lipatan-lipatan waktu yang

Selalu menghabiskan malam dengan dzikir dan tarian

Sebelum subuh mengisyaratkan Sang Kekasih telah tiba

Dengan membawa setangkai tulip putih

Cilacap, 2013-2014 

 

 

ALIF-LAM-MIM

Pro: Rumi

 

Alif – jejantung peparuku yang

Mengalirkan darah dan napas mantra

: “Aku sajroning Ingsun, Ingsun sajroning aku…”

 

Lam – guru yang datang dari langit

Mengajarkanku tentang ilmu kelelawar

: Membaca cahaya di balik gelita rahim gua

 

Mim – sebiji nur di inti kening

Sepijar bintang panjer esuk bagiku

: Nahkoda yang melayarkan perahunya nuju pelabuhan

Cilacap, 2013-2014

 

 

TRILOGI MA’RIFAT CINTA

 

/1/

Mensujudkan alif sebentuk ya’

Sebagaimana Musa di kaki Thursina

Seusai menyempurnakan kepongahan Fir’aun

Dengan sebatang tongkat cinta

 

/2/

Mengalirkan alif melalui sungai Lam

Menuju muara Mim, agar

Terpahami perkawinan hulu dan hilir

: Cinta yang menjadi sampan Nuh di lautan

 

/3/

Menikahkan alif dan lam di Baitullah

Sebagaimana Muhammad yang

Menyatukan cahaya dengan lampu-Nya

Hingga cinta menemukan ma’rifatnya

Cilacap, 2013 

Komentar

Foto doelsastra

Maaf,Itu penulisan kata

Maaf,Itu penulisan kata Kepapa guru rumi atau kepada guru rumi?

Puisinya sangat mencekram hati,sangat religius. Saya hampir gagal paham.

Foto eswa achmad

SUDAH AKU BENAHI

Terima kasih atas koreksinya... sudah aku benahi..

Foto Eni Sherry

Kata-kata yang indah

Puisinya sangat bagus, dan sangat menggugah hati..

Sungguh.. Luar biasa..

Foto Kades_Nicis

Menusuk qalbu

sungguh menggetarkan hatiku.. teruslah berkarya tuan guru..

Foto nazri aini

pujian

Masya Alloh..... bahasanya bagus banget...

Foto teti sunenti

OKE BANGET

COCOK BUAT MUHASABAH....

Foto eswa achmad

TERIMA KASIH

Terima kasih atas apresiasinya..

Foto Eni Sherry

kerenn bangettt

kerenn bangettt

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler