TOPENG SUNYI
- Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan: Afandi
[ TOPENG ]
Topeng-topeng wajahku berlumut
tersadai di batu
Lebur dalam wajah sendiri
menjadi embun di cermin waktu
[ SUNYI ]
Dalam sunyi
hari-hariku membangun
biografi diri
Topeng wajahku
tergolek lemah membias zikir
shiratal mustaqim
Negeri Hamparan Kelapa Dunia, 2018
TITIK NOL YANG DIAM DI LIANG SUNYI
[TITIK NOL]
di telaga matamu, teratai mengambang
mengurai gelembung putih
hingga basah
rimbun daun-daun berpendar
seekor kupu memunguti i'tikaf rindu
pada titik nol dalam sobekan bulan
tak ada jarak yang menghentikanmu
bersilang memetik cahaya
di bingkai warna dalam wirid kamar
lalu hidup terasa hidup setelah kematian
jam berdenting memagut malam jadi puisi
saat bertobat
[YANG DIAM]
napasmu mengabur di kaca
menyisir malam antara rinai hujan
yang diam
bulan menciummu semalam
[DI LIANG SUNYI]
cahaya bulan menggamit burung malam
membiaskan bau tanah dalam sunyi
kau berziarah dari pintu ke pintu
dan mengulas bibir dengan doa
sesunyi air mata
sesunyi rasa
sesunyi suara
hanya denting melati
di liang sunyi
Negeri Hamparan Kelapa Dunia, 2018
MEMUISIKAN CINTA DI HATI YANG SUNYI
[ MEMUISIKAN CINTA ]
Jika ulat, mengasingkan diri jadi kepompong
dengan segala hati dan cinta
Jelmakan kupu-kupu di bunga wangi
menebar benih serbuk kasih
Kesetiaan cinta saling mengukur dalam diri
yang merunduk dalam sunyi dan nyanyi
"Dengan cemburu tak bisa patahkan cinta," katamu
aku terus memandang cahaya matamu
Maka, sampai pada titik takdir, cinta tak pernah mati
Yang purba, Adam dan Hawa
dalam bait sunyi:
[ DI HATI YANG SUNYI ]
Aku rebah, mencari gerak daun
Pohon meranggas:
Ulat dan kepompong
Beku menyimpan sunyi
Negeri Hamparan Kelapa Dunia, 2018
Komentar
Terima kasih telah
Terima kasih telah mengapresiasi puisi-puisi sunyi saya ini. Salam kenal untuk semua
Tulis komentar baru