PUISI WASIAT BUAT KETIGA PUTRAKU
Matahari meluluhkan selubung kabut diatas kota
Keceriaan menyapu semua kesunyian
Kerajaan pecundang diatas bumi melihat ancaman
Tangisan kalian yang menggelegar
mewakili ledakan dahsyat yang lahir dari ujung langit
menikam perut bumi
Agung Pratama Nugraha
Mohammed Fatwa Nugraha
Al Afgan Rafsanjany Nugraha
Kaliankah matahariku yang telah merekah memperlihatkan
senyum pada jagad roh bumi maya
Anak – anakku…
Kita tinggal disebuah zaman yang dihuni manusia sederhana
Namun kuseru kamu sebagai Gledek ditengah ribuan raksasa
Karena angin menyapu Negri Zamrut tanpa warna nyata
Tertunduk hampa dikaki Neo-Liberal raksasa dunia
merantai kaki dan tangan
mencibirkan ludah basa – basi dimartabat kita
Anak – anakku…
Kamu memang penghuni rumah masa depan
Yang tak mungkin dapat kukunjungi meski lewat impian
Hari ini kubawa bulan sabit kepadamu
Tancapkan Ia dihati anak Negri Zamrutmu
Lalu semburkan energy jiwamu
Dan berserulah atas nama 99 nama Ilahiyatmu
Gempurkan gledek maha dahsyatmu
Ketembok tirani yang menghadang anak negrimu
Kalian sang Al-Qur’an yang berjalan
Yang mampu meniti dari ufuk timur ke ufuk barat
Kalianlah yang ada dalam doaku
Kalianlah yang ada dalam makrifahku
Yang membumi hanguskan kerajaan para pecundang
Yang sedang berpestapora di negri zamrut kita saat ini
lalu gandenglah santri negri ini kecakrawala
meniti mega – mega…
Anak – anakku…
Aku menyerumu sebagai gledek
Karena suaranya bukan seperti tawa cekikikan sang bocah
Anak – anakku…
Aku menyerumu sebagai gledek
Karna gempuran dahsyatnya mampu membelah bumi jadi
bulan sabit
Gledek adalah ledakan dahsyat
Gledek adalah bola mata api
Gledek peruntuh tebing tirani
Gledek adalah perobahan terhadap tata nilai hakiki
Mengkristallah didalam ruh batini
dan melafazhlah di Latifhatul Zat Ilahi-robby
Gledek yang lahir dari Negri Zamrut ini
akan mampu membawa insan – insan kezaman gemerlapan
Doaku…
Puisi hidupku…
kan melecut tulang dan nadiku
menateh membimbing tanganmu
Untuki menunggu gempuran dahsyat-Mu
yang akan menggelegar dari ujung langit menikam perut
bumi pada Negeri Zamrut yang porak poranda ini
Dari :
Kamar Puisi
Jl. Jalak 007 Gading 18 Juni 2008
Kota Kerang
Syamsul Rizal
Komentar
Tulis komentar baru