Skip to Content

RENUNGAN SENJA

Foto Beni Guntarman
files/user/2512/melintas_senja.jpg
melintas_senja.jpg

Jalan mendaki, di punggung bukit senja mendorong bola panas

punggungnya kian membungkuk karna beban hidup begitu berat

sementara angin berhembus dari puncak turun ke rawa-rawa

 

Senja, perjalanan siang mendekati ujung, sementara gelap di gerbang

satu per satu dedaunan dipetik musim, melayang dalam hembusan angin

pagi hingga ke petang roda kehidupan berputar dan berhenti sejenak

 

Di suatu pantai, senja membara, terlihat burung-burung melintas pulang

dengan segala penat di ujung sayapnya , mengarungi luas anugrah hari

di paruhnya terdengarlah bunyi gemericit anak di sarang menahan lapar

 

Di dalam kata senja, siang yang jatuh meluruh di pelupuk malam

perjalanan hidup menuju ke pantai, merabunnya unggas di remang hari

buih-buih lautan yang berserak , resah nelayan tua menatap biduknya

 

Kurenung tanggal dan bulan yang sama di tahun yang berbeda

belajar merangkak, berpegang, tegak, berjalan, dan akhirnya berlari

dalam suatu garis lintas kehidupan yang ujungnya belum mampu kulihat

 

Aku tidak tahu apakah aku seperti bocah yang girang melihat pantai

seperti elang yang memegang buluh perindu di ujung kedua sayapnya

atau seperti si bungkuk yang tertatih-tatih memikul beban ke atas bukit

 

Langit senja merah jingga, dalamnya hening terasa, angin membelai

seperti sebuah bisik, semacam keluh kesah sungai, semacam dahaga

semacam rasa yang tak teraba, semacam harum yang tak kukenal!

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler