sebuah cerita di sebuah pertengahan malam
datang dengan sepintas hasrat dalam jiwa
menyajikan renungan bersama Tuhan
tentang alur kehidupan.
aku bukanlah Tuhan, Nabi, ataupun Malaikat
yang telah berkuasa setiap jalan kehidupan
dengan ritual suci yang terbiasa terlantun.
aku hanya binatang dalam rimba
dengan ritual-ritual yang tak pernah menentu
menghadirkan untuk suatu hal yang baru
dalam suatu kehidupan yang tak pernah pasti.
aku tak bisa bermantra, berkhotbah, bersabda, bahkan berfirman
hanya saja semua ilusi setiap diri bercerita
tanjak dengan sebuah poros kehidupan ini.
Tuhan, aku terperangkap jaring-jaring mereka
tubuhku terbawa jalan-jalan kehinaan mereka
semua menjadi hina dalam perjalanan ini,
terkadang hanya menjanjikan arti.
Tuhan, aku bukan durhaka ataupun mencela agamaku
hanya saja ini sebuah ritual malamku,
untuk mengeja kembali malam-malam yang terjadi
bukan dengan mimpi-mimpi para Nabi
bukan dengan khayal para Ulama
namun dengan keberadaan-Mu, Tuhan.
biarlah mereka merayapi diriku dengan dusta
aku hanya peduli dengan hantaman murka-Mu
dalam putaran waktu yang terkadang tak pernah sama.
Suara ini bukan suara para pengemis
namun ini sujud yang aku haturkan pada-Mu
untuk mengartikan hidupku.
Malang,2017
Komentar
Tulis komentar baru