Saat Turun Purnama
By : Yanti SPd Chaniago
Aku membayangkan
purnama turun, membelai rambutmu
Mengusap wajahmu, akhiri penantianku
Tapi kenapa,
purnama seakan tak pernah mau tahu
Seperti kamu, yang selalu sembunyi
di balik bayang semu
Malam yang merambat di pinggiran hari
Mengapa kau mesti pamit pada senja sepi ?
Sementara kita tak bisa meraba pagi
Dan purnama terus menantang
tanpa permisi
Semilir angin selalu saja berbisik
tentang rindumu yang tak pernah tuntas
Sedang purnama melempar senyum
pamerkan bibir mungilnya yang indah
Tapi mengapa,
Kalian tetap bertengger di sepinya malam ?
Memaksaku untuk menjadi matahari,
yang perlahan pergi tanpa panit
Agar sinarku tal pernah lagi
mengunjungi rembulan
dan kamu
Bengkulu, 3 April 2014
Komentar
Tulis komentar baru