Skip to Content

SAJAK ANAK NEGERI

Foto Nurdiansyah Chornelius Kuway

SAJAK ANAK NEGERI
oleh: Nick Kuway
anakku
aku pandangi kamu dalam tidurmu
seolah tak pernah habis kagumku
akan matamu yang indah kumpulan semua bintang
dan bulu matamu yang jentik 
seperti sandal jepit kami yang sudah berbentuk bulan sabit
ku ciumi pipimu yang selembut selimut 
kau kegelian tergerak sebentar disapu kumisku
anakku 
maafkan bapakmu yang menyeretmu ke alam yang baru
yang begitu naif dan suci dirimu tuk menjelajahinya
rimba yang lebih kejam dari afrika
berisi makhluk buas bernama manusia (pemakan segala)
makan semen,makan aspal, makan kertas
makan gabah, makan daging saudara sendiri
anakku
bapak dan ibumu terlalu egois
menjadi sabab kau lahir di rumah kontrakan ini
yang setahun harus dibayar di depan
walau gaji hanya tinggal sepertiga
bapak pinang juga ibumu yang juwita
lewat koperasi sebelah bapak cicil mas kawin dan seserahan
dari motor bapak yang di gadaikan
karna di negara ini semua bisa digadaikan
dari arloji sampai gadis perawan
anakku
maaf kau hanya menetek pada ibumu
tak kuat kami beli susu
apalagi di iklan iklan itu
dilengkapi vitamin, asam omega dan minyak ikan
karna kami makan pun tak tentu
kadang senin ketemu rabu itupun hanya dengan tahu
karna swasembada pangan hanya angan
jauh harap dari kenyataan
tikus mati di lumbung padi 
anakku
tumbuhlah sehat jangan sakit
kami tak punya biaya kalo harus merawatmu klinik
sehat itu mahal anakku
tapi sakit jauh lebih mahal
kartu kuning jamkesmas milik kita
seperti kartu tanda penunjuk strata bahwa kita jelata
dan bagi kita jarum suntik dan infus itu permata
apalagi ikut asuransi kesehatan bapakmu tak kan sanggup bayar
biarlah posyandu yang setia setiap waktu (katanya)
jadi tempat berobat sekaligus taman bermainmu
karna para petinggi negeri ini lebih hafal lagu manca
dan mulai lupa isi sila ke lima
anakku 
kalau kau tumbuh besar dan bersekolah
kau harus pandai luar biasa
karna dengan itu kau bisa belajar sampai kuliah
dengan mengandalkan beasiswa
jika otakmu biasa biasa saja
kami terpaksa menyekolahkanmu di SD IMPRES
lanjut ke SMP SATU ATAP (yang atapnya dari seng dan memang tinggal satu)
dan kau hanya bisa sampai SMA TERBUKA atau KEJAR PAKET C
lumayanlah kamu bisa dapat beras atau panci dari gurumu
yang butuh namamu hanya untuk mendapatkan dana dari pemerintah
kau bolos apa tidak tak jadi soal
karna negara ini berkurikulum tak tentu
dan kurikulum laksana proyek mega trilyun bagi pejabat yang berkuasa saat itu
kamu hanya data bagi mereka bukan harapan bangsa sebagaimana semestinya
anakku
kalau kau sudah lulus kuliah
jangan malu malu untuk menjadi sales perabotan
atau buruh bangunan sebagai batu loncatan
ijazahmu hanya akan jadi pajangan
kalau kau tak punya hubungan
kamu akan menganggur sampai lumutan
karna di negara demokrasi ini semua butuh koneksi 
namun yang terjadi lobi sana lobi sini, menjual rok mini
akhirnya anakku 
jika kau menikah jangan dengan anak konlemerat apalagi pejabat
karna kami akan kesulitan menjengukmu dan cucu kami
sebab pagar mereka berduri kawat
dan tak kenal kulo nuwun dan sampurasun
dan jika di CCTV mereka terlihat kami dengan pakaian seadanya
bapakmu berpeci dan ibumu berkebaya
kami akan menunggu lama agar pintu terbuka
seperti mahasiswa yang menunggu di depan pagar istana
negara kita negara kaya anakku
tanah subur rakyat makmur
itu dongeng kakekmu dulu
waktu ayah masih dipangku
kelak kamu akan tahu
mimpi apa yang belum terbeli
di negeri yang gemah ripah loh jinawi ini
tidurlah anakku mimpi indah
karna kenyataan sungguh menyakitkan
Pamekasan,11/12/2017

SAJAK ANAK NEGERI

oleh: Nick Kuway


anakku

aku pandangi kamu dalam tidurmu

seolah tak pernah habis kagumku

akan matamu yang indah kumpulan semua bintang

dan bulu matamu yang jentik 

seperti sandal jepit kami yang sudah berbentuk bulan sabit

ku ciumi pipimu yang selembut selimut 

kau kegelian tergerak sebentar disapu kumisku

anakku 

maafkan bapakmu yang menyeretmu ke alam yang baru

yang begitu naif dan suci dirimu tuk menjelajahinya

rimba yang lebih kejam dari afrika

berisi makhluk buas bernama manusia (pemakan segala)

makan semen,makan aspal, makan kertas

makan gabah, makan daging saudara sendiri

anakku

bapak dan ibumu terlalu egois

menjadi sabab kau lahir di rumah kontrakan ini

yang setahun harus dibayar di depan

walau gaji hanya tinggal sepertiga

bapak pinang juga ibumu yang juwita

lewat koperasi sebelah bapak cicil mas kawin dan seserahan

dari motor bapak yang di gadaikan

karna di negara ini semua bisa digadaikan

dari arloji sampai gadis perawan

anakku

maaf kau hanya menetek pada ibumu

tak kuat kami beli susu

apalagi di iklan iklan itu

dilengkapi vitamin, asam omega dan minyak ikan

karna kami makan pun tak tentu

kadang senin ketemu rabu itupun hanya dengan tahu

karna swasembada pangan hanya angan

jauh harap dari kenyataan

tikus mati di lumbung padi 

anakku

tumbuhlah sehat jangan sakit

kami tak punya biaya kalo harus merawatmu klinik

sehat itu mahal anakku

tapi sakit jauh lebih mahal

kartu kuning jamkesmas milik kita

seperti kartu tanda penunjuk strata bahwa kita jelata

dan bagi kita jarum suntik dan infus itu permata

apalagi ikut asuransi kesehatan bapakmu tak kan sanggup bayar

biarlah posyandu yang setia setiap waktu (katanya)

jadi tempat berobat sekaligus taman bermainmu

karna para petinggi negeri ini lebih hafal lagu manca

dan mulai lupa isi sila ke lima

anakku 

kalau kau tumbuh besar dan bersekolah

kau harus pandai luar biasa

karna dengan itu kau bisa belajar sampai kuliah

dengan mengandalkan beasiswa

jika otakmu biasa biasa saja

kami terpaksa menyekolahkanmu di SD IMPRES

lanjut ke SMP SATU ATAP (yang atapnya dari seng dan memang tinggal satu)

dan kau hanya bisa sampai SMA TERBUKA atau KEJAR PAKET C

lumayanlah kamu bisa dapat beras atau panci dari gurumu

yang butuh namamu hanya untuk mendapatkan dana dari pemerintah

kau bolos apa tidak tak jadi soal

karna negara ini berkurikulum tak tentu

dan kurikulum laksana proyek mega trilyun bagi pejabat yang berkuasa saat itu

kamu hanya data bagi mereka bukan harapan bangsa sebagaimana semestinya

anakku

kalau kau sudah lulus kuliah

jangan malu malu untuk menjadi sales perabotan

atau buruh bangunan sebagai batu loncatan

ijazahmu hanya akan jadi pajangan

kalau kau tak punya hubungan

kamu akan menganggur sampai lumutan

karna di negara demokrasi ini semua butuh koneksi 

namun yang terjadi lobi sana lobi sini, menjual rok mini

akhirnya anakku 

jika kau menikah jangan dengan anak konlemerat apalagi pejabat

karna kami akan kesulitan menjengukmu dan cucu kami

sebab pagar mereka berduri kawat

dan tak kenal kulo nuwun dan sampurasun

dan jika di CCTV mereka terlihat kami dengan pakaian seadanya

bapakmu berpeci dan ibumu berkebaya

kami akan menunggu lama agar pintu terbuka

seperti mahasiswa yang menunggu di depan pagar istana

negara kita negara kaya anakku

tanah subur rakyat makmur

itu dongeng kakekmu dulu

waktu ayah masih dipangku

kelak kamu akan tahu

mimpi apa yang belum terbeli

di negeri yang gemah ripah loh jinawi ini

tidurlah anakku mimpi indah

karna kenyataan sungguh menyakitkan


Pamekasan,11/12/2017

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler