: adaptasi novel "Bekisar Merah" karya Ahmad Tohari
dendang yang mengalun sepanjang Karangsoga yang bersemi di pucuk-pucuk kelapa yang mengering di tungku-tungku bergelora oleh api yang kian membubung ada perasaan yang tak terpeta
wajah Kanjat mendekam pada angan yang tak akan kunjung padam meredam sesuatu yang tak mampu diredam oleh ruang dan waktu tapi tak mampu di bunuh
wajah Lasi khas peranakan Jepang membenam pada kata-kata yang tak mampu diungkapkan hanya jemari yang bermain mengukir gelisah
kepergian Lasi mengubah segala rupa keresahan, kegelisahan, kekecewaan pada hidup dan jalinan kisah hidup pada Darsa yang nyeleweng dan menemukan hidup yang berkecukupan
Kanjat menggeram pada kenyataan akan keprihatinan penderitaan orang-orang Karangsoga dan kenangan masa kecil membayang pada baris mimpi, Kanjat merindunya Lasi mendambanya, hinga mereka terpenjara pada perasaan
Andam Dewi
Jum'at, 2 Mei 2014
Pukul 16.45 WIB
SAJAK KANJAT DAN LASI
- 834 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru