Skip to Content

Sajak Maulid Pekik

Foto edi sst

Sajak Maulid Pekik*

oleh edi sst

 

Malam-malam memekik

Menumpahkan rindu yang menukik

Menancap dalam kisah cinta para salik

Bebunyian marawis berdentam-dentam

Menabur salam menembus langit kelam

 

            Ya Nabi salam ‘alaika

            Ya Rasul salam ‘alaika

 

Puji-pujian menelusup jauh di sudut desa

Wahai, datanglah bulan bermandikan cahaya

Lihatlah tebal jari-jemari tua di kulit rebana

Lengking hati (dan segelas kopi hitam di talam)

Kusambut Kau dalam lagu pekik yang tajam

 

            Marhaban ya Nurul ‘aini

            Marhaban jaadal Husaini

 

Tersungkur hati oleh irama yang menikam

Air mata menetesi untaian lirik kelopak bunga

Wahai, nyanyian cinta ini sungguh membakar

Bersama derap kisah agung sebuah kelahiran

Kolam bening pun melimpah menyegarkan

 

Malam-malam memekik

Menumpahkan rindu yang menukik

Menancap dalam kisah cinta para salik

Dalam pekik yang bisu dibalut sepi merabu

Sayup bebunyian kini makin jauh dan merapuh

 

Semarang, Januari 2011

 

* Maulid Pekik: Tradisi lama pembacaan kitab sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) yang dilagukan dengan nada tinggi seperti memekik. Kini masih terdapat di beberapa desa di Kabupaten Grobogan dan Kebumen Jawa Tengah. Pembacaan itu diiringi bebunyian rebana.

 


sumber gambar :

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler