terkapar jiwaku tak berdaya di serambi belakang hatimu sambil memeluk buntilan lusuh berisi rindu dari tiga zaman semesta yang tak mampu aku bawa mengembara ke hati lain karena rindu itu bermakna hidup dan mati dengan susunan seribu harapan tindih menindih
tapi di sorot matamu yang menyipit setiap kali aku menitahkan sabda-sabda cintaku dan menggoreskan tinta zaman di atas sehelai nafas yang kupunya kau malah berdansa dengan angin rindumu sendiri sambil bernyanyi dengan sebait munajat
jiwaku terbaring di serambi belakang hatimu tanpa alas apa-apa tanpa selimut apa-apa dengan buntilan lusuh berisi rindu dari tiga zaman dan dengkurku berisi seribu tanya
(2012)
Komentar
Tulis komentar baru