Ummi Azzura Wijana
RAPSODI PERJALANAN
Pagi belia, ia berjalan ke utara
Tidak untuk berteduh
Berhenti lalu diam
Ia biarkan tangannya meraih wajah
Bukan beroleh puja, tapi
Caci tak terperi
Beburung berayun mematut di hadapannya
Entah sekadar menghibur, atau
Sungguh memberi mimpi
Langit sore mengisyaratkannya pulang
Untuk menyiapkan peraduan
Bagi rembulan yang masih perawan
Magelang, 10082017
LAGU TENTANGI CINTA
Memandangmu laik mencecap samudra
Bertambah dahaga, hingga
Menjadikan Laila majenun
Tak waras tanpa cinta
Sungguhpun cinta kembali ke cinta
Ruh kembali pada kesejatian ruh
Jangan kaujelmakan Sarpakenaka
Membabibuta tanpa kata
Dalam jiwa sebenarnya
Magelang, 15082017
KOTA TUA DALAM KENANGAN
Berhenti pada kelokan 7, sedikit lupa
Dulu pernah kaudentingkan melodi cinta
Sisipkan gending penuh makna
Menuntun pada ladrang gandrung
Bertumpu amanah, batas tak terhingga
Di pundak yang tak lagi penuh tenaga
Hingga kauhadiahkan gelombang dan badai
Tak sedikit penjelasan kauberi, terlenaku
Pada hujan yang membawa warna pelangi
Kini, di sudut kota tua
Kueja satu persatu lukisan kata-kata
Menyusun loleksi kenangan yang terekam dalam sekam
Magelang, 24082017
PLEDOI SHINTA
Rama, akulah Shinta dalam api pancala
Gelegaknya yang panas membara
Tak mampu membakar kesetiaan cinta, untuk
Menenangkan separo keakuan
Tunggu, akan kugulung cobaan demi cobaan yang
Menghampar dari Ayodya hingga Alengka
Sampai kautahu siapa pemenangnya, Rama
: Akulah, si penakhluk duka diriku sendiri
Magelang, 23082017
PARANGTRITIS UJUNG SENJA
Dalam bahasa hati, kita bicara
Menyusuri jalan gugusan cemara
Serunai sayup di anak sungai
Mengarungi muara di tepian pantai
Sore dan perbincangan, kutahu
Ini matamu, ini dadamu, ini hatimu
Jiwamu menunggu purnama
Dan pasir berbisik di ujung senja
Gema debur ombak beradu
Mematik gelak dalam rindu
Kita adalah rumah
Jendela kaca dan pintu sumarah
Tidurlah, biarkan laut
Bercumbu dengan pantainya
Lelapkan tidur hingga mimpi, lalu
Terbang bersama menuju mega-mega
Magelang, 23082017
Komentar
Tulis komentar baru