Seorang gadis duduk termangu,
Menatap senjakala
Bibirnya yang merah ia katupkan
Gundukan resah dalam dadanya ingin ia sampaikan
Kepada siapa ?
Apakah pada ikan-ikan karang ?
Dan bawah dermaga sampah-sampah terendam,
Hanyut di bawa arus dan geriak gelombang
Gadis berkulit lembut, tingkat pendidikan menengah,
Yang tak rampung di hempas budaya
Yang harus kalah dalam tekanan keadaan
Matanya masih melempar pandang,
Dalam batin segala macam pertanyaan mengiang,
Gelap !
Gunung harapan yang ia impikan lebur,
Runtuh, bagai pasir di genggaman
Seorang gadis dan budaya,
Ia akan memandang rumah tangga,
Ia akan memandang dapur,
Ia akan memandang ibu-ibu ke pasar
Lalu ia juga akan memandang tentang pertengkaran
Ia akan mengeluh dalam kejenuhan
Apakah ia akan sama begitu ?
Dalam tidurnya ia akan penuh dengan igauan
Dalam mimpinya adalah masa pendidikan
Malam dibalut sepi,
Matanya yang lentik ia tengadahkan,
Pada gemintang
Lalu ia mengangkasa,
Ia berdoa memanggil Tuhannya dengan airmata,
Buat hari esok,
Pertanyaannya ia simpan dalam saku,
Ia menyongsong matahari
Senyumnya merekah diantara bibirnya yang basah.
Sukolilo timur, 09 Oktober 2017
Rasull abidin
Komentar
Tulis komentar baru