Rasa ini masih tetap sama meski kau telah tusuktusuk
dengan duri keangkuhan, kesombongan,
dan walau kau bakar sekalipun dengan katakata api
rasa ini pun tidak mau berubah.
Menurutmu pasti aneh, tapi tak perlulah kau
bertanyatanya tentang kenapa bisa sampai seperti itu,
atau bahkan menduhku sengaja memaksamaksa rasa
tetap seperti sediakala.
Tak perlulah kau curiga, sayang.
Sebab aku meyakini bijibiji rasa yang aku tanam
di tanah kesunyian dulu memang kusiram dengan air
keikhlasan. Ketika bijibiji itu tumbuh menjadi batang,
beranak daun, kembang dan buah kerinduan,
aku semakin takluk pada wujud indahmu.
Setiap perjalanan waktu bukanlah halusinasi
kesunyian pikiran kosong, namun lebih pantas
disebut kristalkristal bening dari kumpulan
titiktitik rasa.
Hingga saat ini aku masih belum menemukan koma
dari perjalanan waktu yang terus menjelmakan wujud
sempurnamu.
Di hadapan rindu aku merintihkan sunyi.
Sumenep 2010
Komentar
Tulis komentar baru