___Lembar Pertama___
masih terasa sama
utuh
tak lantas lapuk bersama waktu
dari tiap jengkal pandanganku
dari tiap celah pendengaranku
dari tiap sensasi di sgala inderaku
utuh
tak lantas lapuk bersama waktu
dari tiap jengkal pandanganku
dari tiap celah pendengaranku
dari tiap sensasi di sgala inderaku
dan dari milyaran detile yang mungkin terlewat
aku ingat ingat
perlahan
sedikit demi sedikit
masih terasa sama
utuh
.
.
.
.
.
___Lembar Kedua____
waktu beranjak jenuh, namun tiada cahaya setitikpun memancar
tidak putih tidak pula hitam
tak ayal gelisahku kian melenakan
hendak apa mimpi membungkam diri?
Dalam keruhnya, aku hanya meraba pertanda yg jadi tanda tanya
tidak putih tidak pula hitam
tak ayal gelisahku kian melenakan
hendak apa mimpi membungkam diri?
Dalam keruhnya, aku hanya meraba pertanda yg jadi tanda tanya
.
.
.
.
.
___Lembar Ketiga____
Seperti kabar lengang
Cerita di waktu usang
Seperti waktu hilang
di ambang rasa
di awang awang
di angan angan
di segala sadar melemah
Menakuti takut
beralasan tanpa alasan
Realita
ketika
Tak ada suara
Tak ada kata
yang terasa
Tak merasa
Akhirnya
Kosong
Cerita di waktu usang
Seperti waktu hilang
di ambang rasa
di awang awang
di angan angan
di segala sadar melemah
Menakuti takut
beralasan tanpa alasan
Realita
ketika
Tak ada suara
Tak ada kata
yang terasa
Tak merasa
Akhirnya
Kosong
.
.
.
.
.
___Lembar Keempat____
Senja tak lagi bersiluet
Sejak aku menjauh dari ufuk timur
Tapi sejujurnya sekelumit rasa ingin menyapa
Mungkin marah
Atau bosan
Senja tak lagi merona oranye
padahal
Aku menantikannya
di singgasana kerajaan malam
Komentar
Tulis komentar baru