Kusesap gurih teh dalam cangkir pagi hari. Legit di ujung lidah membetik selera sambilan
menerawangi semangat pemetiknya di lereng sejuk Jawa Barat. Di perkebunan milik PN itu
perempuan-perempuan belia menanak keringat, tak ada pilihan. Buruh di negeri ini menggoda
harapan hidup terentas dari puruk. Bangku sekolah kosong penghuni. Segelintir persoalan
tak pernah tuntas dimejahijaukan. Nasib mereka yang kusesap dalam secangkir teh
di pagi hari cerah. Khas aromanya kucium asam keringat perempuan-perempuan di lereng sejuk
Jawa Barat tak pernah sepi celoteh. Selalu ada dagelan ditingkahi gesek daun-daun siap petik.
Dari kejauhan sesayup gelitik angklung menggoda dengar. Perempuan-perempuan belia melepas
penat, istirah melupakan keluhan nasib terpuruk. Secangkir teh di pagi hari dalam riak coklat
tersedak di jakun. Aku berteriak memuntahkan keluhan.
Komentar
Tulis komentar baru