sorot mata perempuan itu tersaput kabut menggelegak
magma di dapalung dadanya sesekali bergemuruh lindu
pada saat tak terduga siap dimuntahkannya material panas
pada wajah lakinya ia jumpai seonggok sampah penghianatan
pada secarik kertas di saku baju lakinya dibaui aroma melati wanita
penyulam rusuk kirinya yang retak itu hadir dalam setiap detak jantung mencuri
sesuatu yang terperam milik ia satunya terurai dari simpul jejap ia menerawang
langit merah membara
secarik kertas di saku baju milik lakinya mengajaknya bertukar mimik
melempar sumpah serapah dalam intonasi yang bingar dan ia kalah
sorot mata perempuan itu memercikan api dan magma di palung dadanya tersembur
lewat ubunnya lahar membakar sekujur tubuhnya
Komentar
Tulis komentar baru