Skip to Content

SECARIK LIRIKKU DI MUSIM KEMARAU

Foto MuLay MuqIEt

Perantauan pada musim kemarau. di belakang tawa dan gurau. gumpalan asap menyelinap menyergap. pengap menyerangap. sesak mendesak. bingung untuk bergerak. gerimisku pun tergeletak di atas pundak waktu. mengeranglah nyeriku. menyanyilah dukaku. bersama luka yang mengeram di tubuhku. luka yang aku terima dari tangan mereka. mereka yang telah merumitkan rumitku. mereka yang telah menderitakan deritaku. mereka yang telah menyepikan sepiku. apa karna aku selalu bergelayut pada mereka. Sehingga mereka tega. padahal aku adalah bagian dari mereka. gelisah terus membasah di kulit. Ku cari rasah untuk mengurangi sakit. aku ingin mencicipi nyaman walau sedikit. Di tengah ranting-ranting yang mencarang. aku diam dengan harapan gamang. Bagaimana bisa bersemayam di muara senang. Sementara lukaku semakin mendalam.


Aku perih

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler