Skip to Content

Sehelai Daun Menggeliat

Foto Boma Damar

Dalam erangan lelah jiwaku


Meronta-ronta diperkosa sang waktu


Uban dirambut keriput kulitku


Akankah usai batang usiaku


 


Bertahun mentari jilati sekujur tubuh


Tak kenal belas hingga kulit melepuh


Jalan berliku dosapun pernah kutempuh


Adakah kebaikan upah dapat kurengkuh


 


Kulihat sehelai daun menggeliat


Ia risih mlihat ulat


Mataku semakin membulat


Urat-urat membelenggu semakin menguat


 


Diam-diam hatiku gentar


Kutakut ajal kan segera menyambar


Baik bajik belum banyak kutebar


Kemanakah aku akan dihantar

Komentar

Foto Steven Sitohang

Bagus...

Kontemplasi bagus menghasilkan garis yang takkan putus..
Satu karya puisi yang ku ibaratkan seperti cermin..
Salam Sastra.

Foto Boma Damar

Thanks Abang

Terimakasih atas apresiasinya abang Steven, saya yang awam tentang sastra perlu banyak belajar dari orang-orang seperti abang.
Lama kita tidak bersua, semoga sukses selalu menghampirimu.

Salam hangat & salam Sastra

Foto Beni Guntarman

Ya sebuah kotemplasi.....

Ya sebuah kontemplasi yang utuh meski menghadapi turbelensi rasionalitas pikiran yang normal. Ibarat sebuah pesawat terbang meski sedikit mengalami goncangan namun tetap melaju dengan selamat. Ini sebuah kontemplasi yang membuka pintu ruang kesadaran, bahwa dalam hidup ini kita harus menghitung diri sebelum diri kita, amal kebajikan kita dihitung! Nice!!!

Beni Guntarman

Foto Boma Damar

Terimakasih atas pemaparannya

Terimakasih atas pemaparannya pak Beni.. iya semua berawal dari perenungan, dan semoga dengan segala perenungan itu dapat membuka ruang kesadaran kita.

Salam Sastra

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler