Skip to Content

Sekat Air Mata di Negeri Raya

Foto Binoto H Balian

Sekat Air Mata di Negeri Raya

Proklamasi: Hiduplah Indonesia Raya.
Tuhanku, syukur atas bentangan surga ini.
atas hancurnya cengkeraman belenggu pasung luka
dari langit nusantara raya.

Tuhanku, terimakasih atas seutas senyum
yang pernah mekar di bibir para bocah
bocah generasi pertiwi.
Tapi, Tuanku!
Tuan-tuan, yang belum puas memeras tanah air,
yang belum kenyang mengunyahi madu ibu pertiwi,
yang tuli, atas jeritan dan rasa lapar
yang saban hari berkumandang di lorong
lorong jalan terik-malam.
Tuanku, tuan-tuan berdarah biru
yang bergelimang bahak dan harta,
dengar, tolong terjemahkan
jeritan-raung teriakan-luka pulau-pulau yang kedap oleh
dinding-dinding yang memenjara di pinggiran-pinggiran ibukota,
Kami juga Indonesia. Yang konon sama-sama dibuahi merah putih, dan terlahir dari pecahan ketuban ibu pertiwi.

Kami itu juga cucu-cucunya Majapahit dan
generasi nusantara
yang juga siap berbakti hingga di hujung nafas-haus
dan lapar kami.
Katanya tanah air ini ialah surga seteduh rahim ibu. Bukan tempat sampah, seperti isi isu di pojok-pojok surat-kabar.
O, Tuhanku.
Dan tuanku! Ulurkanlah kepada kami obat dan cinta bukan airmata atau mimpi yang tak pernah usai. Atas nama rakyat indonesia, rakyat jelata.
Indonesia-Samosir, Hari Proklamasi '16

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler