sebuah kecupan di bibirnya dan dia pergi berlayar
berbekalkan kapal kertas yang dilipatnya semalam
menyebrangi samudra dan mengitari luasnya benua
mencari pelabuhan hati yang jauhnya tak tergapai
tercampakkan bagai jangkar tua di lautan dalam
tenggelam purnama dalam alunan gelombangnya
bersahutan ombak saling memburu dan mengejar
terhempas hatinya dalam jeram bibir laut kenangan
langit sia-sia dalam gumpalan kabut kelam hidupnya
sesekali terlihat berpendar sinar bintang di ufuk jauh
deru angin malam di langit sunyi mengurai kekusutan
di kejauhan sana, gemuruh ombak bersahut gemuruh
sebuah kecupan di bibirnya dan dia terbang melayang
bagai camar putih terbang riang mengejar laju ombak
nelayan tua itu melepaskan jejaringnya ke lautan dalam
menjaring matahari tenggelam dari atas kapal kertasnya
******
Batam, 2015
Komentar
Tulis komentar baru