Matahari setengah merunduk di punggung gunung
Masih memberi bayangan pada ibuku dan warga kampung
Aku mata yang bercahaya di tempat ini
Rumahku berubah denah
Sawah-sawah Den Suroso jadi jurang-jurang
Bersama boneka yang tinggal lengan kugenggam
Kugenggam pula lengan ibu, menggoyang-goyangkannya
: kau kotor sekali, jangan kau tambatkan lelahmu disini
ayo sekali lagi kita mencari
dia yang mungkin sedang mencari kita
lalu bersama pergi ke pasar lagi
menjual daging sapi, atau susu yang terperah setiap pagi
Tatapan ibu masih bersama lamun dan nganganya
Abadi
Sapi-sapiku masuk jurang, mungkin sedang mencari udara yang terikat di tanah
Waktunya makan malam, malam menyuguhkan aroma medan perang
Pencarian selesai, dia tepat di sebelah ibuku
Ibu tak mengusap pipiku
Anggap saja aku adalah hujan: kesedihan alam
Dan teriakanku gemuruh bentar: iringan kesedihan alam
Hari esok merangkak. Selamat datang
Sebaiknya aku akhiri saja
Desember, 2010
Komentar
Tulis komentar baru