Skip to Content

SEPEKAN TERAKHIR

Foto mahyut z.a. dawari

Di penghujung hari sepekan terakhir itu kita bersua. Binar rindu di matamu

meletup nyaliku hendak merangkul. Tapi urung. Selalu saja aku kehilangan

jejak masa lalu menghentikan segala gerak hendak tercipta. Terbawa serta

langit berarak dalam rupa mendung. Memburam cahaya dan aku diurapi rasa

ketakutan. Engkau menampik sembari mengibas tangan. Aku perempuan itu

dan padaku engkau kutenteramkan, lirih kata itu dalam isakmu. Lekat kutatap

ujung rambutmu tersentuh angin. Menguarkan aroma nektar dan aku terbeliak

 

menyimpan getar di palung hati. Bilur-bilur darah mencipta riak. Resik serupa

alunan nada menuju puncak. Gerak harmoni yang patah ketap-ketip pada kelopak

mata kasat. Kubuang jauh momentum keindahan pernah terberi. Jiwa lelakiku

terangon ke sudut  ruang pekat dan suwung. Terpenjara di sana sebelum waktu

berakhir di sepekan terakhir. Lembar hari itu menutup kisah. Engkau menangis

 

dalam tatapku mulai mengabur. Sebilah belati hendak kau cabut pada tataran dada

penuh lumuran darah. Sempat kucium amisnya. Lalu gelap. Telah kuakhiri sendiri

perjalananku. Dalam tidur panjang itu mimpiku tak akan pernah berakhir.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler