Beberapa hari ini hujan berhenti bicara
nampaknya sebentar iya terasing dari belantika angkasa
Sebentar iya mawas diri, berkontemplasi di gugu nya senja
Mengartikan dirinya yang hanya sementara saja, yang bahkan setelah itu kita lupa ia pernah tercipta
Ya.Begitulah lebih tepatnya kekejaman sang waktu
Melupa yang ber asa
Meng asa kan yang berasa
merasakan apa-apa
Tidak merasakan apa apa
setelah lama aku menunggu hujan, disiang hari aku berkunjung ke kediaman kekasih ku
aku memandang jauh keluar jendela, kulihat awan terdiam tak bergairah
Lalu aku jalan menuju ke kamu
Melawati keraguan dalam hati ku
Menembus hutan kewaspadaan ku
Kali kali saja aku seperti hujan dan kau manifestasi dari waktu
Tetapi, hati ini sudah murni seperti sedia kala
mungkin sudah terkontaminasi namun tetap saja murni.
Kecemasanku belum mau beranjak, ia masih menatap
Kekhawatiran ku akan tetap menetap
Perihal masa depan yang tak satu setan pun tau
Bahkan waktupun harus sabar menunggu
Maafkan aku, aku harus berkelana ke liang kesepian ku
Jadi barangkali aku asing denganmu
Itu kebutuhan spiritualku
Itu yang semesta ajarkan padaku
Tetapi, kamu selalu jadi pelangi
Memayungi hari yang mati di caci
Mewarnai warni yang enggan meletup kembali.
Oh ya, tak kunjung mendung, semakin aku merenung
Betapa, kian hari aku kian seperti hujan
Terus menetes, terus menghilang
terus membumi, terus bergerak mendekat angkasa
Mungkin bagi ruang fisik, kamu tak sempurna.
Tapi kamu adalah kesempurnaan di liang jiwa ku, karaktermu menampar egoku
Kamu adalah satu kepastian, dari sekian banyak probabilitas yang menghempas kepadaku.
Kamu bukan wanita pilihan, karena aku tak pernah mau memilih
Kita ada, mungkin dari ketidaksengajaan hati yang bertemu.
Itu kenapa kamu ataupun aku. Kita tak pernah bisa menjawab pertanyaan, mengapa kita bisa bertemu.
Setelah sekian kali aku bertutur padamu, hidup bersama ku tidak lah semewah singgasana kepunyaan seorang dewa kere sekalipun
harta ku hanyalah barisan saksi bisu masa lalu, yang saban hari ku sapa keberadaannya
keluarga ku pun bahkan tidak berpengaruh, setitik pun tidak.
hembusan napas ku tidak merubah hal apapun kekasih.
dan keberadaan ku tidak meng adakan hal lainnya selain kefanaan yang tak berguna.
lalu, masih kah kamu mau duduk di situ?
Komentar
Tulis komentar baru